Mohon tunggu...
Feny Safitri
Feny Safitri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelontong-Is-Me

14 Januari 2017   14:24 Diperbarui: 14 Januari 2017   14:57 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Supermarket semakin hits.
Pelanggannya beragam, dari pengemis sampai kaum borjuis.
Para karyawannya selalu tersenyum manis.
Kalau tidak senyum manis, anda boleh belanja gratis. 

Kronis. Ini semakin Kronis.

Angka mortalitas toko kelontong melonjak drastis.
Ibu-ibu berdaster kalah telak dengan karyawan beralis nan necis.
Harga murahnya kalah saing dengan banner ‘Belanja Disini Berhadiah Yaris’.

Toko kelontong jelas kalah eksis.
Para empunya menangis.
Uang habis.
Dagangan sama sekali tidak laris.

Setiap sore melamun di teralis,
“Sepertinya malam ini daun singkong lagi yang aku tumis”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun