Pertama, manusia menciptakan realitas hidup berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan dan menjalani sesuai dengan pemahamannya sehingga  menyebabkan pola pikir kita menjadi irasional.Â
Kedua, berpikir berdasarkan hal-hal yang pernah dipelajari dan meniru perilaku idola kemudian menerapkannya saat menghadapi situasi  berbeda alhasil kita merasa bahwa pemikiran itu tepat.Â
Ketiga, keseringan berpikir hitam-putih, apa yang dianggap "benar" merupakan pemikiran satu-satunya terkesan masuk akal padahal tidak.
Inilah awal mula dari pertengkaran, sikap intoleran, dan prasangka terhadap orang lain. Untuk itu mengurangi ini semua, meninjau ulang pemahaman yang sudah tertanam tentang "bagaimana seharusnya", menghadapi situasi dengan menyesuaikan konteks, berpikir kritis terhadap cara pandang orang lain, dan mulailah membentuk pemahaman sendiri berdasarkan pengalaman banyak orang.Â
Dengan demikian, kita tidak mudah berpikiran terhadap sesuatu yang enggak ada fakta dan kaitannya dengan ilmiah sehingga bisa menyikapi sesuatu dengan akal sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H