Mohon tunggu...
Feny DwiWidyati
Feny DwiWidyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Lamongan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit Biru

29 Juni 2024   21:42 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:52 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Di tikaman takdir kebetulan memuncak
Langkah tak sengaja serupa nasib yang berkumpul
Detik takdir mengelompok, dalam rencana yang tak dikenal
Dan nasib membentuk jalan, dengan kebetulan tak terduga
Ketidaksengajaan memintas lorong hati
Dibawah langit biru, kita adalah satu
Menciptakan gambaran yang indah dan terpahat
Awan-awan itu seperti pesan dari langit
Mereka mengajak untuk bermimpi dan terbang tinggi
Menyentuh jarak yang jauh dengan keanggunan yang abadi
Mencintai awan adalah merayakan keindahan
Menjadi teman dalam kesendirian, menyaksikan harapan dan impian yang menyatu dengan keajaiban
Pada setiap detik pandangan kita tak terlupakan
Kau adalah pelipur lara, penyegar jiwa yang lelah
Pintaku meredup tanpa suara, namun indah dalam keheningan
Seperti rahasia yang hanya kita yang tahu
Kita menyatu dalam cinta yang tak pernah terdengar
Pada takdir yang terbaik, dengan kehendak yang tak disengaja
Ketidaksengajaan itu yang menjadi kisah ini hidup

Penulis : Feny Dwi Widyati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun