*Jangan jadikan tugas sebagai beban*
Oleh: fenti feberiani
Tugas adalah bagian yang harus kita kerjakan, mungkin bagian dari masalah hidup yang dijalani, apa lagi selalu didasari dengan waktu yang singkat, mungkin pernah terbayangkan dalam benak kita sendiri, apalagi kita sebagai mahasiswa yang harus belajar, apalagi tugas sudah makanan tiap hari untuk seorang pelajar, ketika semuanya serba dadakan tugas bukannya terselesaikan dengan baik, malahan banyak kesalahan yang terjadi.
Benarkah kita selalu terpaku pada siapa yang memberi tugas? Misalnya dosen, kebanyakan masih melihat siapa guru atau dosen yang memberi tugas, dengan beberapa hal yang mesti dilakukan oleh dosen yang baik, biasanya, santai untuk mengerjakannya, sehingga dapat di fahami terlebih dahulu sebelum di lakukan percobaan presentasi, akan tetapi sebaliknya dari dosen yang begitu menakutkan bagi kalangan pelajar, itu terasa berat untuk dikerjakan, terlalu terburu-buru ingin cepat dikerjakan, sehingga banyak sekali kesalahan pada tugas tersebut.
Maka dari itu alangkah baiknya, kita tidak hanya terpaku pada tugas siapa dan apa tugas itu kita lakukan, akan tetapi itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai pelajar untuk mengejakannya, untuk memenuhinya, sebagai mana mestinya yang telah ditentukan oleh dosen atau guru, seharusnya kita harus tetap optimis mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, agar bisa terselesikan dengan baik, sehingga mendapatkan nilai yang memuskan pula.
Dengan sikap optimis kita mampu mengalahkan rasa malas dengan tidak mau mengerjakan tugas, ada beberapa ciri dan sikap optimis dalam diri yaitu, memandang kemungkinan dan kemunduran dalam hidup sebagai garis besar datar sementara yang ada dalam sebuah grafik. Masa sulit tidak akan berlangsung selamanya, situasi akan berbalik menjadi baik, mereka tidak merasa di hukum dengan tugas yang seperti itu, akan tetapi mereka terus menerusmenjalani dan memahami apa yang semestinya dikerjakan.
Lalu mereka memandang tugas bukan masalah yang situsional dan spesifik, maka dari itu, garis besar dalam sebuah tuntutan untuk dikerjakan yaitu yang di wajibkan untuk seorang pelajar. Itulah sikap yang selalu optimis dalam mengerjakan sesuatu, tidak perlu dengan cepat, dan membingungkan. Akan tetapi dengan optimis kita mampu mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh dosen atau guru.
Sikap-sikap tersebut berbeda dengan sikap orang yang pesimis dalam mengerjakan sesuatu, misalnya, menganggap tugas seperti beban dalam dirinya, padahal itu hanyalah tugas yang kecil dari seorang dosen, lalu dengan Menganggap kegagalan adalah bagian paling buruk yang pasti akan terjadi di masa depan, sebenarnya setiap kesalahan apa yang dikerjakan kalau kita hanya pesimis akan mengakibatkan suatu bukti bahwa mereka memang di takdirkan untuk menjadi pengacu situsi.
Kalau kita selalu mempunyai sikap pesimis inikemungkinan besar nasib burukselalu menimpa kita, maka dari itu, harus mampu menghilangkan sikap pesimis dalam diri, agar tidak merusak diri kita, sebagai seorang pelajar, jangan pernah menilai kalau kemampuandan ketidakefektifansebagai salah satu yang harus terus menerus disalahkan dan tidak dapat di ubah.
Pendekatan yang optimis berperan sangat penting untuk menguatkan ketabahan kita, untuk bangkit kembali dalam sebuah kegagalan itu adalah hal yang paling besar dalam diri, maka dari itu kerjakan sesuatu dengan hati yang baik,tidak terburu-buru, jangan pernah lihat siapa yang memberikan tugasnya, baik itu dosen yang sangat tidak pernah kita sukai ataupun sebaliknya, harus tetap menghargai apa yang mereka berikan kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H