Mohon tunggu...
Fenomenye _
Fenomenye _ Mohon Tunggu... -

fenomenye is me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wahai Pria, Jangan Pilih Wanita Penggemar Tas KW

5 Juni 2013   13:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1370413423807677657

[caption id="attachment_258167" align="aligncenter" width="640" caption="graphic by @fenomenye"][/caption] Sampai sekarang saya memang belum tahu persis apa sih kepanjangan dari ‘KW’. Orang bilang KW itu merujuk pada ‘kwalitas’, karena selalu dikaitkan dengan suatu produk. Nah, akhirnya muncul istilah KW 1, KW 2, KW Super, KW Premium untuk menyebut tingkatan kualitas suatu produk seperti tas, sepatu, parfum, jam tangan dan lain-lain. Tapi, apapun istilahnya, yang jelas sudah pasti kalau suatu barang diembel-embeli istilah KW pasti merupakan produk palsu. Semahal apapun harga tas KW Super misalnya, pasti tetap palsu dan lebih murah dari harga barang aslinya. Masalahnya, barang-barang KW, terutama tas wanita banyak bertebaran di mana-mana, kecuali di hatikyuu… Coba tengok Mangga Dua, Tanah Abang, dan di seluruh lapak-lapak di mal-mal, wow… tas-tas KW berbagai merk macam Hermes, Luis Suarez, eh Louis Vitton, Chanel dan sebagainya begitu marak mempesona. Tapi eh tapi, lha wong namanya barang ilegal kok ternyata banyak yang pakai ya? Bangga lagi. Kalau memang nggak tahu atau nggak paham sih dimaklumi saja. Berarti anggap saja nggak pernah baca berita, nggak pernah online juga. Tapi ada lho yang jelas-jelas tahu status KW sebagai barang palsu tetap saja bangga membeli, memakai bahkan memburunya jika keluar model baru. Mau ada ancaman hukuman bagi pemakai, tetep saja tak digubris sepanjang penjual tas-tas KW juga masih marak menjual dengan bebasnya. Meski dengar cerita-cerita kalau pemakai tas KW bakal dipermalukan di bandara-bandara luar negeri, tetep saja pecinta KW cuek bebek. “Saya kan nggak pergi keluar negeri…” ini alasannya, jutek. Saya sebagai pria menggemaskan, justru salut dengan para wanita yang dengan bangganya memakai tas buatan dalam negeri meski tanpa embel-embel merk. Meski merknya “Pustun” buatan asli Tajur, Bogor, saya akan acungi jempol mereka yang bangga menentengnya di tengah serbuan tas KW. Wanita yang punya prinsip untuk tidak memakai tas KW dan barang-barang KW lainnya, sesungguhnya amat menarik hati. Sungguh beruntung pria yang menjadi pasangannya. Kemungkinan besar, wanita tipe ini tidak punya penyakit kecanduan harus beli tas atau sepatu terbaru tiap minggu. Tipe inipun cenderung memiliki perhatian lebih pada pasangannya dan tidak mudah teralihkan perhatiannya pada tas cantik KW yang melambai-lambai dari etalase toko. Jadi, sekedar saran saja bagi para cowok atau pria-pria jomblo yang masih mendambakan pasangan. Hindari deh memilih cewek-cewek penggemar tas KW. Kalau memang sekali dua kali nggak bisa dikasih tahu, ya sudah, apa boleh buat. Masih banyak wanita-wanita lain yang menjunjung tinggi tas tanpa merk atau tas merk lokal yang tentu asli buatan dalam negeri. Eh, ngomong-ngomong kemarin saya baru beli sepatu Nike harganya 70 ribu. Bagus lho, murah pula. Kira-kira bukan palsu kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun