[caption id="attachment_255145" align="aligncenter" width="640" caption="graphic by @fenomenye"][/caption] Atas nama gaul, keren plus gagah, anak muda selalu punya hasrat ‘mempreteli’ sepeda motor miliknya. Meski nggak ngerti modifikasi motor, anak muda akan merasa keren kalau knalpotnya diganti, peleknya diganti racing, penuh stiker dan minimal spionnya sudah diganti yang kecil atau malah nggak pakai spion sama sekali. “Malu-maluin pakai spion kayak tangan berdoa,” ini dia salah satu alasan yang terucap. Eh, padahal kalau berdoa emang salah ya? Demi keselamatan di jalan gitu loh. Sudah sering saya berkendara di belakang pengendara sepeda motor yang tanpa spion dan saat mau belok mereka ini malah tengak-tengok ke belakang dengan gerakan yang tanggung dan mengganggu. Lha kalau di depannya ada lubang atau tukang siomay lagi mangkal gimana? Nyungsep iya, malu sudah pasti. Maunya menghindari malu malah bisa ketemu malu. Padahal sepeda motor itu yang beli ya bapaknya, yang makai juga emaknya saat pergi ke pasar. Tapi sekali lagi atas nama ‘gagah-gagahan’, anak muda yang masih labil akan merasa malu kalau naik sepeda motor yang full standar. Rasa malu juga menghinggapi rata-rata pengendara motor saat hujan. Mending basah kuyup atau neduh sampai berjam-jam daripada pakai jas hujan. Meskipun sebenarnya mereka ini sedia jas hujan di dalam jok motornya, tapi karena malu menghinggapi maka lebih baik basah-basahan. Jas hujan jenis ponco yang mirip kostumnya Batman memang disinyalir membahayakan kalau nyangkut di roda. Tapi kan ada juga jenis jas hujan jaket dan celana. “Males ah, malu kalau sampai daerah yang ternyata kering padahal kita masih pakai jas hujan,” ini salah satu alasan seorang kawan, dan dia sudah tua. Wow! Malu sama siapa sih? Nggak ada yang menertawakan kok malu? Demi keselamatan dan kenyamanan sendiri kok malu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H