Mohon tunggu...
Fenomenye _
Fenomenye _ Mohon Tunggu... -

fenomenye is me

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa sih Kriteria Pelawak yang Diundang Jokowi?

17 Desember 2015   08:07 Diperbarui: 17 Desember 2015   08:07 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bingung, kaget, dan entah bagaimana lagi reaksi saya melihat kenyataan itu. Sebanyak 25 orang berbatik dan bersepatu rapi diundang presiden kita, Joko Widodo alias Jokowi. Sementara di saat yang sama, jutaan orang tengah menanti perhelatan paling akbar di penghujung tahun 2015 dalam bingkai sidang MKD di gedung DPR untuk menentukan masa depan sang ketua. (ini link beritanya di Kompas.com)

Ke-25 pelawak yang diundang Jokowi jelas sedikit banyak akan merebut perhatian yang tadinya bakal difokuskan ke Senayan. Lalu apa pula kriteria ke-25 orang ini yang dipilih datang? Dekat dengan admin kah? Admin yang mana?

Sudahkah mereka dirasa cukup mewakili kalangan pelawak yang jumlahnya bejibun di negeri ini? Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Slamet Rahardjo, Eddy Soepono alias Parto Patrio, Andre Taulany, Entis Sutisna alias Sule, Tri Retno Prayudati alias Nunung, Lies Hartono alias Cak Lontong, Toto Muryadi alias Tarzan, Sujarwo alias Jarwo Kwat, Veronica Felicia Kumala alias Cici Panda, Atik Riwayati alias Mpok Atik, Indra Bekti, Rinko Safinka alias Rico Ceper, Dorce Gamalama, Aziz Gagap dan Insan Nur Akbar.

Kalau sampeyan masih mikir lama menelaah nama-nama itu, saya kira wajar. Kalau kriteria popularitas dan keaktifan melawak, kenapa ya tidak ada nama Raffi Ahmad? Padahal beliau tuh di semua tivi hampir punya acara lucu-lucuan, fansnya juga banyak.

Kenapa pula anggota dewan DKI yang terhormat, yang kemarin bilang uang makannya tidak cukup buat makan lobster, kok tidak diundang? Padahal beliau ini sudah sangat lucu dengan mengatakan tidak mungkin bisa makan di warteg. Coba kalau diundang, pasti beliau senang makanan istana enak-enak. Siapa tahu ada lobster.

Saya sendiri walau bukan pelawak meskipun sering melawak di hati para gebetan saya, merasa sedikit iri tidak diundang ke istana. Padahal saya punya batik lengan panjang, sepatu pantofel, suka makan dan tinggal di Jabodetabek. Jadi seandainya dicalling buat hadir ya pasti langsung bilang siap.

Tapi ya sudahlah. Mungkin saya dikira sudah tidak aktif lagi menulis di Kompasiana. Terakhir sih tahun 2013 kalau nggak salah. Sampai-sampai saya hampir lupa sama username dan password saya. Dan setelah berhasil masuk lumayan kaget juga dengan tulisan-tulisan lama saya yang spasinya raib entah ke mana. Mungkin admin bisa membantu mengembalikan spasi di tulisan saya?

Pada akhirnya semuanya memang sudah terjadi. Makan-makan di istana itu sudah selesai. Mungkin ada makan-makan jilid selanjutnya. Wah, kalau begitu saya harus mulai aktif lagi dong, biar dikenal sama yang mau ngundang. Dan memang benar apa kata pepatah kuno, “tak kenal maka tak ngundang”.

Salam sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun