[caption id="attachment_272352" align="aligncenter" width="614" caption="graphic by @fenomenye"][/caption] Halo, hai, jumpa lagi nih di saluran yang sama. Lama tak jumpa ternyata bikin saya kangen nulis di sini lagi yak. Sebelumnya saya minta maaf dulu deh, mumpung masih suasana lebaran. Lahir batin lho, ikhlas lho, karena saya sadar memang banyak salah. Baik salah tulis, salah pendapat, salah tuduh dan salah-salah yang lainnya. Oke, karena masih pada belum bisa melupakan aura lebaran, maka tema tulisan saya kali ini juga tentang lebaran. Tentang rindu dan lebaran, dua hal yang saya yakin selalu terkoneksi di saat-saat seperti ini. Lebaran adalah momen di mana orang-orang saling melepas rindu dengan orang-orang terkasih. Orang tua yang merindukan anaknya, dan sebaliknya. Akhirnya bertemu setelah melalui proses mudik yang melelahkan. Namun, ternyata ada jenis rindu lainnya yang tanpa kita sadari menyeruak tatkala lebaran. Rindu yang tertuju justru pada orang-orang yang bahkan tidak kita kenal sama sekali, tapi kehadirannya penting untuk dinanti. Siapa saja dia? Cekidot silakan disimak. 1. Penjual tahu dan tempe di pasar. Selama kurang lebih empat hari saya kelimpungan sendiri mencari tahu dan tempe di pasar-pasar di kota saya. Nggak ada yang jual. Kok bisa? Ya bisa saja kalau mereka ikutan libur, baik yang jualan maupun yang bikin. Merasa tempe dan tahu bukan favorit menu saat lebaran, eh lha kok semena-mena saja melupakan konsumen setia seperti saya. Padahal saya ini sudah bosan makan ayam, daging atau apalah menu-menu lebaran yang bisa bikin kolesterol meningkat. Saya pengen makan tempe goreng atau tahu goreng dicocol sambel. Bukan opor ayam di tiap rumah yang saya kunjungi dan sudah berkali-kali diangetin, bahkan sampai ayamnya digoreng setelah opornya nggak habis di hari ketiga. 2. Pengambil sampah Apa jadinya jika sehari saja sampah di kompleks tidak diambil? Wah, numpuk dong, bau dong. Apalagi lebaran begini pasti banyak sampah rumah tangga, dari mulai kulit ketupat hingga sobekan amplop bekas pembungkus THR. Tapi kan yang biasa ngambilin sampah itu manusia juga, butuh lebaran juga, mungkin mudik juga. Akhirnya orang-orang seperti mereka baru terasa sangat dibutuhkan jika absen melakukan tugasnya. 3. Tukang tambal ban Ini dia yang paling bikin pusing kalau pas hari H lebaran malah ikutan libur. Pas kita kena bocor ban pula. Ah, benar-benar profesimu sungguh penting wahai tukang tambal ban. 4. Tukang bakso keliling, tukang mie ayam keliling dan tukang siomay keliling Jika ketiganya ikutan menghilang dari peredaran, saya ikutan pusing tujuh keliling. Sudah tahu tempe nggak ada yang jual, ini tukang-tukang jualan makanan pada nggak keliling juga. Ya sudahlah, karena bosan ketemu opor ayam akhirnya masak mie instan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H