Mengintip bandara YIA sebelum pemberlakuan Pelarangan mudik
Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) terletak di Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Bandara ini beroperasi menggantikan bandara Adisucipto, sehingga pada 31 Maret 2020 semua penerbangan domestik dan internasional dipindahkan ke bandara baru tersebut, dengan demikian bandara YIA telah beroperasi penuh.
Untuk mencapai bandara YIA, transportasi publik yang dapat digunakan antara lain kereta api dan bus shuttle DAMRI. Saya akan berbagi pengalaman menggunakan DAMRI sebagai alternatif transportasi publik baru menuju bandara YIA.
DAMRI merupakan minibus dengan kapasitas 10 penumpang. Minibus ini menurut saya cukup nyaman dan dilengkapi dengan AC. Â Jarak antara kursi penumpang cukup lega dengan rest leg pada tiap kursi. Ada fasilitas hiburan berupa DVD. Saya berangkat dari Sleman City Hall (SCH). Minibus ini berangkat paling pagi pada pukul 4. Selanjutnya tiap 45 menit bus akan berangkat. Waktu tempuh bus dari SCH hingga bandara YIA sekitar 1 jam pada waktu itu. Asumsi saya karena adanya wabah Covid-19 yang menjadikan lalu lintas lebih sepi dari biasanya, sehingga waktu tempuhnya bisa lebih singkat.
Bandara YIA besar dan terbilang sepi. Parkiran kendaraan banyak yang kosong. Wabah Covid-19 menjadikan masyarakat membatasi aktivitas fisik termasuk berpergian. Sangat ironis, karena bandara ini baru saja beroperasi penuh ditengah wabah covid 19 yang melanda.
Di pintu masuk, penumpang diperiksa suhu tubuhnya. Kemudian dipersilahkan masuk untuk cek in di counter.
Karena masih baru banyak counter jualan yang ada masih kosong, atau bisa jadi mereka terdampak wabah sehingga belum bisa beroperasi normal. Karena seperti yang diketahui bersama, bahwa sejumlah gerai makanan ternama menutup counternya yang berada di pusat perbelanjaan dan di sejumlah tempat lain. Penutupan itu dilakukan dengan pertimbangan menurunnya penjualan, sehingga pendapatan tidak mampu menutupi biaya operasional.