Kalau punya rahasia memang bawaannya tidak akan membuat nyaman diri. Terlebih, rahasia itu menyangkut hubungan darah. Grasak-grusuk menyimpannya. Namun setelah terungkap, jiwa pun menjadi tidak tenang. Inilah yang digambarkan dari kisah wanita cantik dalam novel berjudul Prasa - Operasi Tanpa Nama yang ditulis oleh Pak Yon Bayu Wahyono, Kompasianer senior yang pastinya kamu ketahui.
Jalan Cerita Novel Prasa
Prasa, yang galau dengan hatinya di momen kematian "ayahnya" Jenderal Progo Subagyo yang merana, tapi di sisi lain ada gejolak tanda tanya dalam diri, mengapa Jenderal Progo belum juga mengungkapkan dari mana Prasa berasal. Padahal keluarga Progo Subagyo, baik Nyonya Setyaning Progo (isteri Jenderal Progo), Pram (anak pertama), dan Siwi (anak kedua), tidak mempermasalahkan bahwa ternyata Prasa bukan bagian dari keluarga tersebut. Namun Prasa, tetap bersikeras ingin mengetahui siapa orangtua kandungnya.
"Orang lain juga memiliki keinginan. Tidak adil jika hanya keinginan kita yang harus dipenuhi, terlebih jika keinginan itu membahayakan diri sendiri". ~ halaman 8.
Ketika prosesi pemakaman sang Jenderal, Cakrawira, wartawan sekaligus penulis biografi Jenderal Progo mengajak Prasa berbincang tentang siapa jati dirinya. Awalnya wanita cantik itu tidak berselera untuk mendengarkan segala ocehan si wartawan tersebut. Namun demi menuntaskan pertanyaan yang menggunung tentang jati dirinya, Prasa pun ikut menelusuri setiap puzzle yang terserak.
Kepingan informasi yang dikumpulkan oleh Prasa bersama Cakrawira, tersimpan misteri akan operasi militer tanpa nama yang dilakukan oleh Jenderal Progo Subagyo. Dari situ tersibaklah nama-nama Lian Kupi, Puntadi, Jenderal Purnawirawan Sileman, dan Shima yang memungkinkan salah satu di antara mereka bisa saja adalah orangtua kandung Prasa, sehingga memudahkan untuk menelusuri asal kampung di mana dirinya dilahirkan. Lantas ada hubungan apa antara operasi militer dengan Prasa dan siapakah orangtuanya yang sebenarnya?
Ulasan Jujur Novel Prasa yang...
Ini kali pertama saya membaca buku yang ditulis oleh Pak Yon Bayu. Ada satu buku lagi judulnya Kelir. Semoga bisa kesampaian untuk membacanya juga hihi.
Kala membaca novel dengan tebal 245 halaman ini, deskripsi tentang karakter tokoh dan setting tempat menarik, dengan penggambaran sebuah tempat yang seakan kita ikut menjelajah juga di dalamnya. Selain itu karakter tokoh dalam novel Prasa ini menggunakan nama yang unik-unik sebut saja seperti nama Prasa, Rubun, Apon, dan lain-lain yang baca sendiri aja ya bukunya, heheh.
Novel yang terbit dengan cetakan pertama pada bulan Agustus 2023 ini, menggunakan alur campuran. Saya apresiasi Pak Yon Bayu yang bisa menghadirkan cerita kompleks, karena ada sisi misteri dan humanis. Walau begitu saya kurang suka dengan jenis font yang digunakan, baik pada judul bab maupun isi. Akan tetapi, novel dengan 20 bab ini memiliki pesan moral yang mengena, beberapa diantaranya adalah:
- Jangan lupakan asal usul diri dan ingatlah selalu mereka yang telah merawat dan mengasuh dengan sepenuh hati.
- Pentingnya memerhatikan sisi humanisme, karena manusia memiliki kehidupan masing-masing dengan hak-hak yang telah diatur dalam hukum. Â
- Bekerjalah dengan sebenar-benarnya dan amanah.
"Prajurit dididik untuk melindungi rakyat dan membunuh musuh negara. Ketika hal sebaliknya yang dilakukan, dia tidak pantas menyebut diri sebagai prajurit". ~ Jenderal Progo, halaman 215.