Apakah yang memiliki kesempatan untuk berkarya dibatasi untuk tertentu saja? Apakah untuk menghasilkan karya harus memiliki batasan? Tentu tidak, kan. Semua orang memiliki peluang yang luas untuk mendapatkan penghidupan yang layak, termasuk OYPMK dan Disabilitas.
Sebab secercah harapan masih ada untuk OYPMK dan disabilitas, sebagaimana disampaikan melalui Ruang Publik di channel Youtube KBR dengan menghadirkan tiga narasumber, yang mengangkat tema: Memberikan Kesempatan Kerja Bagi Disabilitas dan Orang yang Pernah Mengalami Kusta? Kenapa Tidak? yang selengkapnya saya ulas berikut ini.
Sekilas Tentang Kusta, Gejala, Pengobatan
Kusta merupakan penyakit yang disebabkan Mycobacterium leprae dan berkembang sekitar 3-5 tahun di dalam tubuh. Penyakit kulit ini menyerang saraf tepi yang dapat mempengaruhi fungsi saraf motorik, sensorik. Bila terlambat penanganan dapat menyebabkan kelainan struktur pada tubuh (deformitas) hingga ketidakmampuan (disabilitas).
Gejala kusta dapat diketahui yaitu ketika terdapat kontak erat cukup lama dengan penderita, dengan tanda awal munculnya bercak putih/merah disertai mati rasa. Di saat seperti maka sebaiknya untuk langsung ke dokter. Dengan cepat penanganan yang dilakukan, tentunya peluang untuk sembuh masih dicapai.
Dok. Infografis by AntaraNews.com
Saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga setelah India, dan Brazil sebagai kasus kusta terbanyak di dunia. Tren 2015-2021 sebenarnya sudah menurun yaitu 15ribu  17ribu kasus, tetapi sosialisasi dan edukasi harus terus gencar dilakukan, agar ketika gejala penyakit kusta tampak, bisa didukung untuk cepat melakukan pengobatan, serta mengeliminasi stigma negatif tentang kusta.
Stigma Negatif yang Dihadapi OYPMK
Biasanya saat seseorang dinyatakan sembuh dari penyakit, akan muncul kepercayaan diri dan semangat untuk menghadapi hari-hari selanjutnya. Namun tidak untuk OYPMK (Orang yang Pernah Menderita Kusta).
Seperti yang disampaikan oleh Pak Angga Yanuar selaku Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia, bahwa kusta merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan stigma. Ketika pasien dinyatakan sembuh masyarakat menganggap yang bersangkutan masih dapat menularkan kusta. Terlebih lagi bila si pasien mengalami deformitas/disabilitas. Â
Pak Angga Yanuar. - Capture gambar dari Chanel YouTube Berita KBR
Selain stigma dari masyarakat, stigma negatif lainnya yang perlu dihempaskan yaitu dari dalam diri atau si pasiennya sendiri, karena merasa menderita penyakit kusta adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan.
Oleh karena itu, perlunya edukasi agar pemahaman masyarakat terhadap OYPMK dapat meminimalisir diskriminasi. Sebab pada dasarnya, setiap manusia memiliki kesempatan yang sama dalam segala bidang, apalagi untuk penghidupan yang layak.
Kesempatan Kerja Terbuka untuk OYPMK
Pada kesempatan yang sama, Mbak Zukirah Ilmiana, selaku Owner PT Anugrah Frozen Food memandang bahwa penyakit kusta adalah penyakit kulit yang selama ini dianggap buruk oleh beberapa orang. Hal itulah yang membuat OYPMK terkadang menyembunyikannya, karena cemas dan takut dijauhi.
Mbak Zukirah Ilmiana - Capture gambar dari Channel YouTube Berita KBR
"Seharusnya kita sebagai masyarakat memberikan energi positif kepada OYPMK, agar tidak menimbulkan kesenjangan," terang Mbak Zukirah. Â