Mohon tunggu...
Feni Yesica Naibaho
Feni Yesica Naibaho Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Penulis dan Mahasiswa di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sistem Perbenihan Padi Inbrida Sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)

21 Oktober 2024   12:54 Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:55 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benih Inbrida Sesuai SNI 6233:2015 @bsipbabel

Lanjutan Benih Inbrida Sesuai SNI 6233:2015 @bsipbabel
Lanjutan Benih Inbrida Sesuai SNI 6233:2015 @bsipbabel

Medan - Benih padi merupakan salah satu komponen penting dalam pertanian padi yang sangat mempengaruhi hasil panen. Di Indonesia, benih padi yang berkualitas dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan. Salah satu standar yang telah ditetapkan untuk memastikan kualitas benih padi adalah SNI 6233:2015. Standar ini mengatur mengenai benih padi inbrida, yang merupakan hasil persilangan antara dua garis murni yang berbeda, dengan tujuan untuk menghasilkan varietas padi yang unggul dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.

SNI 6233:2015 mengatur berbagai aspek terkait benih padi inbrida, mulai dari proses pemuliaan, pengujian, hingga distribusi benih. Dengan adanya standar ini, diharapkan petani dapat memperoleh benih dengan kualitas yang terjamin, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan pada akhirnya berdampak positif terhadap kesejahteraan petani. Salah satu keuntungan dari penggunaan benih padi inbrida adalah kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas. Varietas padi inbrida seringkali memiliki daya hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas lokal. Hal ini disebabkan oleh sifat heterosis, di mana hasil persilangan dua garis murni dapat menghasilkan individu yang lebih kuat dan lebih produktif.

Namun, meskipun benih padi inbrida menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam penggunaannya. Salah satunya adalah ketergantungan petani pada penyedia benih. Petani yang menggunakan benih inbrida umumnya harus membeli benih setiap tahun, karena benih hasil panen dari varietas inbrida tidak dapat digunakan kembali untuk penanaman berikutnya. Hal ini dapat menjadi beban ekonomi bagi petani, terutama bagi mereka yang berada di daerah dengan akses terbatas terhadap sumber daya dan infrastruktur pertanian.

Penerapan SNI 6233:2015 juga mencakup aspek pengujian dan sertifikasi benih. Sebagai contoh, dalam jurnal yang dibahas, UPT PSBTPH (Unit Pengelola Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura) di Jawa Timur berperan dalam pengawasan produksi benih sejak dari lapang hingga tahap pengolahan dan distribusi benih. Pengawasan ini sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI, sehingga kualitas benih tetap terjaga mulai dari kelas benih dasar (FS), benih pokok (SS), hingga benih sebar (ES). Proses sertifikasi ini mengacu pada OECD Scheme dan International Seed Testing Association (ISTA) Rules untuk memastikan standar internasional juga diterapkan.

Keuntungan dari penerapan sistem perbenihan padi inbrida sesuai dengan SNI adalah peningkatan produktivitas petani padi. Dalam jurnal ini, dijelaskan bahwa penggunaan benih bersertifikat dari varietas unggul baru (VUB) mampu meningkatkan hasil panen dan kualitas produksi. Sebagai hasilnya, petani mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dan stabil. Dengan demikian, benih yang telah lulus sertifikasi tidak hanya membantu petani dalam aspek produktivitas tetapi juga memberikan keuntungan dari segi ekonomi.

Meskipun sistem sertifikasi memberikan banyak manfaat, beberapa kendala masih ditemukan di lapangan. Misalnya, keterbatasan jumlah petugas pengawas benih (PBT) menghambat proses sertifikasi yang efisien, sebagaimana diuraikan dalam jurnal. Selain itu, produsen benih swasta merasa dirugikan oleh kebijakan subsidi benih yang hanya menguntungkan BUMN. Oleh karena itu, solusi yang diusulkan adalah pemberdayaan lebih lanjut bagi UPT PSBTPH melalui regenerasi PBT serta meningkatkan sertifikasi mandiri bagi produsen skala besar, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 102/2000 yang mengatur sertifikasi sistem mutu.

Secara keseluruhan, sistem perbenihan padi inbrida sesuai dengan standar nasional memberikan fondasi yang kuat untuk meningkatkan produktivitas padi di Indonesia. Pengawasan yang ketat dan sertifikasi sesuai SNI menjadi penjamin kualitas benih yang dihasilkan. Meskipun ada tantangan dalam pelaksanaannya, seperti ketidakmerataan pengawasan dan kendala kebijakan subsidi, peningkatan peran lembaga sertifikasi dan penyempurnaan regulasi dapat mendukung perkembangan sistem perbenihan yang lebih baik dan kompetitif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun