1.Hakikat Seni
Lowenfeld menyatakan seni merupakan fundamental kemanusiaan. Setiap masyarakat dari yang paling primitive sampai masyarakat yang paling modern mengekspresikan dirinya melalui seni.Lebih jauh Lowenfeld menyatakan bahwa anak muda menggunakan seni untuk mengekspresikan bagaimana ia belajar, mereka menggunakannya untuk mengembangkan konsep melalui pembuatan simbol-simbol dan abstraksi lingkungan dan melalui organisasi dan penempatan posisi sebagai suatu konfirgurasi.
Proses merancang, menggambar, atau membentuk adalah hal kompleks yang membawa anak dalam berbagai macam elemen pengalaman mereka untuk membuat sesuatu yang baru dan keseluruhan yang bermakna. Dalam proses seleksi, interpretasi dan membentuk kembali elemen-eleme, ia memberikan kepada kita lebih daripada sekedar gambar, tetapi mereka memberi kita satu bagian dari diri mereka sendiri, bagaimana ia berpikir, merasa, dan melihat.
Peran seni dalam pembelajaran anak di sekolah dasar sangat terabaikan. Seni bagi anak merupakan hal yang penting untuk ekspresi diri. Namun, pemahaman kita yang salah bahwa kemajuan bangsa ditentukan oleh IPTEK yang berakibat pengabaian unsur-unsur seni sebagai satu unsur yang sangat menentukan bagi perkembangan anak, tetapi juga suatu pandangan bahwa seni adalah sesuatu yang sulit tetapi tidak penting.
Seni merupakan organic dan fenomena yang dapat diukur. Misalnya: pernafasan yang memiliki elemen ritmik, elemen ekspresi bicara.Seni memiliki dua prinsip, yaitu prinsip bentuk dan keaslian. Seni tidak lebih daripada suatu batasanakan tetapi lebih bersifat menyeluruh. Sifat dasar seni yaitu adanya elemen konsep, elemen operasional, dan elemen sintesis.
Peran seni dalam kehidupan anak adalah sebagai pemenuhan kebutuhan, terapi (menghibur diri), ungkapan atau ekspresi,dan komunikasi(menyampaikan pesan yang ingin disampaikan).Berbagai bentuk seni menimbulkan rasa senang, haru, dan kekaguman akan memotivasi anak untuk berekspresi mengemukakan ide untuk dikomunikasikan secara bebas tanpa tekanan yang merupakan kekuatan kondisional yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar.
2.Kreatifitas
Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta atau berkreasi. Menurut Utami Munandar Parnes menyatakan kreativitas sebagai proses berpikir dan merespon yang meliputi menghubungkan dengan pengalaman sebelumnya dan menghasilkan kombinasi yang unik.Kreatif terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan. Kefasihan mengacu terhadap kemampuan melakukan sesuatu atau berpikir secara lancer dan memuaskan.
Kriteria orang kreatif yaitu (1) perilaku kreatif adalah asli, (2) kecocokan dan relevansi;apa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan orang, (3) lancar; hasilnya baru dan berarti bagi orang lain, (4) fleksibel; ia bekerja tidak serampangan tetapi mau menyesuaikan dengan penggunaan cara-cara kerja penyelidikan dan pendekatan baru. Orang dikatakan kreatif jika memiliki pemikiran orisinil, rasa ingin tahu, kerja keras, lincah dan fleksibel dalam berpikir, serta kemandirian.
3.Hakikat Estetika
Estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia.Pengalaman estetis menekankan pada melakukan hal-hal untuk sesuatu yang orisinil, artinya keindahan akan menjadi sempurna jika keindahan itu diciptakan bukan ditiru atau dimanipulasi. Untuk membantu rasa keindahan anak, dapat dibantu secara kontinyu menemukan keindahan dan kekaguman dalam dunia mereka sehingga pengalaman estetis dapat membantu mengembangkan secara penuh daya hidup pada anak.
Estetika dipergunakan dalam membahas secara teoritis arti estetika atau hal yang bersifat estetik. Estetik sebagai sebuah subjek yang menentukan syarat-syarat estetis yang menganalisis dasar, wawasan dan implikasinya dari suatu fenomena mengenai estetika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H