Mohon tunggu...
Feni PujiSaputri
Feni PujiSaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis mengenai kebudayaan, sains, dan hampir semua bidang saya suka menulisnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Organik Rumah Tangga untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Karyawangi

7 September 2023   19:01 Diperbarui: 7 September 2023   19:04 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Feni Puji Saputri

Permasalahan sampah merupakan hal yang sangat sering dijumpai dimanapun kita berada. Sampah merupakan masalah utama di kehidupan sehari-hari. Sampah yang dibuang disembarang tempat, tercampur aduk antara sampah organik dan sampah anorganik. Di tempat pembuangan sampah sementara yang berada di Desa Karyawangi masih tercampur antara sampah tersebut. Bahkan, terkadang ada seseorang yang membakarnya.

Selain itu, Desa Karyawangi merupakan desa penghasil sayur-sayuran dan bunga potong. Namun, para petani sayur dan bunga masih menggunakan pupuk kimia seperti NPK yang mana penggunaan pupuk NPK yang berlebihan juga tidak baik untuk kesuburan tanah. Oleh karena itu, berdasarkan dua permasalahan yang ada di Desa Karyawangi menjadi alasan untuk pemecahan masalah pengganti pupuk NPK yaitu Pupuk Organik Cair (POC) atau Biofertilizer.

Biofertilizer merupakan pupuk yang berasal dari limbah organik rumah tangga seperti limbah sayuran, kulit buah-buahan yang mana dapat dijadikan sebagi pupuk tanaman. Cara pembuatan biofertilizer juga dapat dibilang cukup mudah. Bahan yang digunakan mudah didapatkan seperti yakult sebagai pengganti kotoran binatang, air cucian beras, dan juga gula pasir. Pembuatan biofertilizer menggunakan proses fermentasi dimana setelah semua bahan dicampur didiamkan selama satu minggu agar mikroorganisme tumbuh dengan baik.

Sumber: Feni Puji Saputri
Sumber: Feni Puji Saputri

Pengaplikasian biofertilizer pada tanaman ini dilakukan dengan cara diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 1:10 setelah dicairkan makan selanjutnya ke tahap pengaplikasian ke tanaman dengan cara disiramkan kebagian tanah sekitaran tanaman. Ketika penyiraman di usahakan jangan sampai kena tanaman dikarenakan dapat membuat tanaman mati karena di dalam carian Pupuk Organik Cair (POC) terlalu asam.

 Percobaan biofertilizer dilakukan pada tanaman selada dan seledri untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan tanaman. Selain itu, percobaan juga dilakukan dengan menggunakan perbandingan dengan menggunakan pupuk NPK, dan air biasa. Setelah dilakukan percobaan hasil yang diperoleh penggunaan biofertilizer lebih menunjukkan perubahan yang signifikan.

Nizar Herdiansyah (KKNT Karyawangi UPI 2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun