Karet digunakan untuk banyak hal, kalau di Indonesia, karet sebagai bahan baku untuk membuat ban, ember, dll. Tapi karet yang sering ditemui adalah karet gelang biasanya sebagai alat untuk mengencangkan bungkusan. Pasti sudah pernah tahu bentuk karet gelang? Kalau sering makan nasi bungkus, gado-gado, dll, biasanya oleh si penjual bungkusannya di jepret dengan staples atau kalau tidak, ya dikaret. Ingin tahu yang hanya ada di Indonesia selain karet gelang? Jam karet lah.Jam terbuat dari karet? Sepertinya tidak. Karena jaman sekarang jam terbuat dari stainless, logam-logam sebangsanya. Jam karet disini adalah istilah untuk orang yang suka mengulur waktu alias jam karet alias molor. Punya janji pukul 10.00, tapi nyatanya bisa datang jam 11. Acara mulai pukul 18.00 ternyata 'resmi'nya mulai pukul 19.00. Sering molor seperti karet."Bentar lagi ah berangkatnya...cuma 3 menit kok ke sana". (ngga taunya jalanan sedikit macet) atau "Paling2 si dia juga datangnya terlambat, jadi kenapa aku harus datang tepat waktu,ntar lah berangkatnya.." Budaya ini sepertinya sudah mengakar kuat di Indonesia. Kalau tidak jam karet bukan Indonesia namanya. Seharusnya orang Indonesia harus belajar tepat waktu. Kalau janji pukul 10, ya datanglah tepat waktu atau beberapa menit sebelumnya, sehingga kita tidak terburu-buru. Kalau tahu jalanan macet, berangkatlah lebih awal supaya tidak terlambat ditempat tujuan. Jam karet sangat merugikan, pihak yang diingkari janjinya sudah menunggu lama, padahal mungkin dia sudah ada janji yang lain pula. Rugi waktu, energi, bahkan mungkin rugi uang, karena waktu adalah uang buat orang-orang tertentu Hal yang menyebalkan adalah bertemu dengan orang yang suka sekali dengan jam karet.Kalau sudah datang dan terlambat alasannya bermacam-macam: "Aduh maaf, tadi kesiangan, macet,ban bocor,antri di tol, dll. Kalau memang tahu ada janji jam tertentu, kenapa tidak ada persiapan bangun lebih pagi, jam disetel lebih awal, berangkat lebih awal. Orang macam begini adalah orang yang egois menurut saya, karena dia hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak memikirkan orang lain yang diajak bertemu Mulailah dari diri kita untuk menghargai waktu, menghargai orang lain dengan belajar tepat waktu. Kalau kita bisa menghargai waktu,orang lain, maka kita pun juga akan dihargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H