Mohon tunggu...
Hwe Fen Lauw
Hwe Fen Lauw Mohon Tunggu... -

sederhana, apa adanya, selalu ingin belajar dan maju

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersyukur Setiap Waktu

6 September 2010   08:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pagi ini dalam perjalanan menuju kantor, tidak seperti biasanya aku mengendarai sendiri sepeda motorku. Biasanya aku bersama suami,namun berhubung hari ini dia keluar kota, jadi aku berangkat sendiri ke kantor.

Aku lewat jalan yang memang setiap hari kulalui. Pelan2 kususuri jalan itu. Lalu di depanku ada sepasang suami istri yang menrutku masih muda berboncengan motor. Motor nya motor tua keluaran tahun ‘90an, asap nya mengepul ngepul. Sang istri tampak memakai baju kerja yang tampak sudah lusuh karena mungkin terlalu sering dipakai. Rok bawahnya sudah tidak lagi hitam namun sudah berubah warna menjadi hitam kusam. Sepatu "high heels" yang dipakainya tampak sudah rapuh karena serat talinya banyak yang berjuntai. Begitu pula dengan tas tangannya, tidak kalah ‘kusam' warnanya dengan rok bawahnya.

Spontan saya berkomentar dalam hati, ‘ Kasihan ya mbak itu, sampai baju kerja dan perlengkapannya pun sudah lusuh karena sangat seringnya dipakai. Apakah dia ndak mampu ya beli yang lebih bagus lagi?? "

Bisa saja komentar dalam harti saya itu salah..mungkin saja memang kerjanya tidak butuh baju bagus, sepatu berkilau, tas kerja yang mahal. Karena mungkin dia kerja di pabrik, nantinya sampai di pabrik dia harus ganti seragam wajib.

Namun seandainya benar, banyak sekali pertanyaan dalam hatiku. Kenapa dia begitu? Masak untuk membeli sepotong rok bawah saja tidak mampu? Kenapa dia tidak mengganti sepatu high heels nya dengan yang lebih baru, tidak perlu lebih mahal. Kenapa? Kenapa?Kenapa? Sedangkan aku? Walau sama-sama naik motor, motorku jauh lebih baru tahun keluarannya tahun 2005. Baju yang kupakai, ,baru kubeli sebulan lalu walau dengan harga diskon, sepatu yang kupakai juga baru kubeli walau hanya di  event diskon besar-besaran, sehingga harganya sangat murah, dibawah 100 ribu rupiah.

Satu pelajaran berharga yang kupetik dari hal diatas adalah BERSYUKUR. Tak hentinya rasa syukurku buat SANG PEMBUAT HIDUP. Saat ini hidupku jauh lebih baik dari Mbak yang kutemui di jalan tadi. Aku masih bisa membeli baju baru tiap bulan, walaupun dengan harga diskon. Aku masih bisa mengganti motorku dengan motor keluaran baru, Sedangkan mbak tadi? Mungkin daripada untuk membeli baju baru, sepatu baru, lebih baik uangnya dia gunakan untuk membeli kebutuhan anaknya, atau untuk hal-hal lain yang lebih penting dia prioritaskan.

"Kita akan merasa sangat bersyukur atas hidup kita pada saat kita melihat kehiudpan orang lain yang tidak seberuntung kita. Jadi bersyukurlah setiap saat" _Hwe Fen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun