Yu Ning, adalah tokoh yang mencoba menetralisir semua tudingan Bu Tejo ke Dian. Dia bilang belum
tentu informasi yang ada di internet itu benar adanya. Namun disanggah oleh Bu Tejo, bahwa
internet nggak mungkin salah, karena internet adalah bikinan orang pintar. Apalagi Yu Ning ternyata
masih punya hubungan kerabat dengan Dian, jadi wajar jika dia selalu 'membela' Dian.
Namun sayangnya pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film tentang disinformasi atau
percaya begitu saja terhadap informasi yang diperoleh di media sosial justru tak sampai. Ambyar.
Apa pasalnya?
Di akhir cerita, justru ada pembenaran bahwa Dian memang dekat dengan pria paruh
baya, yang ternyata adalah ayah Fikri. Meski nggak keliru, sebab secara tak langsung dikatakan Bu
Lurah adalah single, tidak punya suami. Artinya ayah Fikri adalah seorang duda.
Yu Ning yang sejak awal selalu menegaskan cari informasi yang tepat lebih dulu sebelum disebarkan,
juga ambyar. Yu Ning yang mendapat kabar sakitnya Bu Lurah, seolah tak mencari tahu lebih dulu.
Jauh-jauh ke kota untuk Tilik. Ternyata Bu Lurah tidak bisa dijenguk.
Jika dilihat dari penyataan si pembuat film, tujuannya tentu bagus ingin menghalau hoax atau
diisnformasi yang sekarang sudah menjalar di masyarakat, termasuk juga masyarakat pedesaan.
Sayangnya tujuan ini sepertinya justru tak sampai, karena lebih dominan pada ghibahnya Bu Tejo.
Dan ghibahnya Bu Tejo itu justru melanggengkan stereotip yang ada di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H