Air muka Roy tak mampu berbohong. Ia tampak kecewa. kecewa atas kado ulang tahun dari pacarnya, Karina. kotak kecil yang tadi diberikan Karina masih ia genggam, walau dengan bungkus yang telah terbuka. dan isinya ternyata hanya kaos t-shirt warna hijau yang banyak di pajang di mall-mall jakarta.
Roy masih belum berbicara apa-apa. bibirnya masih tertutup, karena memang hatinya sedang kecewa. ia kecewa dengan pemberian karin. kaos itu ia taksir berharga 30 ribuan. gambar di kaos itupun tak jelas. warna yang dipilih pun bukan warna favoritnya. pikiran Roy terus mencari apa yang sebenarnya ingin Karin sampaikan, kejutan seperti apa? semakin Roy mencari semakin ia tak menemukannya. andai gambar di kaos itu gambar Grup band favoritnya Dream Theater mungkin ia akan membuat ini menjadi spesial. mungkin pula jika warna itu berubah hitam, mungkin itu akan menambah nilai kepuasan dalam diri pria 25 tahun ini. tapi, semua seakan bukan dirinya. hijau, sablonan asal, harga yang murah. maaf, aku tak bermaksud membandingkan harganya, tapi ini memang apa adanya, terlalu asal sayang, bicara Roy dalam hatinya.
Pandangan Roy kosong. pikiranya tengah menjelajah memori otaknya. ia mengingat apa yang terjadi sekitar 2 bulan lalu. saat ia bersama Karin keluar masuk beberapa mall di jakarta hanya untuk mencari kado buat teman karib Karin. akhirnya mereka menghentikan perburuannya di Mall ketujuh. Karin jatuh hati pada mini dress warna hitam.
'ini baru cocok say, elegan. gg terkesan murahan. pas banget dengan tubuh Evelyn', kata Karin
'Tapi yunk, ini kan lumayan mahal 300 rb? kamu memang ada duit??' Tanya Roy, karena ia memang tahu kemampuan keuangan pacarnya.
'Gpp kok say. aku ada. ak uda nyimpen dari sebulan yang lalu. hehehe'
'oke lah kalau gitu yunk'
dan akhirnya mini dress itu telah berada di dalam tas kertas yang Karin genggam, hanya menunggu untuk dibungkus.
Masih jelas gambaran itu dalam pikiran Roy. itu yang membuatnya miris, kenapa untuk seorang teman, Karin rela berhemat, rela mengurangi porsi makannya, agar bisa memberikan kado istimewah. tapi untuk aku? pria yang selalu ada dalam dukanya. pria yang selalu ia telpon pertama kali saat ia merasakan suntuk dengan kehidupannya. pria yang rela mengorbankan apapun hanya untuk menjadi yang pertama dan utama bagi Karin.
Ia kembali teringat bagaimana 4 bulan yang lalu saat Karin berulangtahun, ia menyiapkan sebuah dinner yang romantis. di salah satu restoran mewah daerah gajah mada.  sebuah boneka berukuran sedang dipersembahkan Roy kepada Karin  membuat perayaan malam itu semakin sempurna.
dan sekarang, semua menjadi anti klimaks. Roy merasa ia dinomor duakan oleh Karin. ia merasa kalah. sekali lagi ini bukan tentang harga, tapi bagaimana Karin berusaha memberikan yang terbaik di hari yang spesial bagi Roy. siapa yang tak ingin diperlakukan spesial, siapa yang tak ingin mendapatkan sebuah kado yang mampu membuat perasaan surprise ? keinginan seperti itu bukan hanya hak wanita, pikirnya. pria juga. aku juga ingin. tapi . . .