Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Makam Pasarean, Tanda Budaya Islam Masih Melekat di Hati Masyarakat

3 April 2017   09:24 Diperbarui: 4 April 2017   16:56 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan “Pasarean” di Pemakaman Pasarean dan Mang Mamad (kuncen makam), Pemakaman Pasarean, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor | Dok. Pribadi

Wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, menjadikan kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Masa di bawah kepemimpinan para khalifah ini, agama Islam mulai   disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara. Salah satu bukti penyebaran islam di Indonesia khususnya di Bogor adalah makam kramat pesarean yang terletak di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Makam yang ada di pemakaman ini adalah makam seorang penyebar agama islam di daerah terebut. Beliau adalah Raden Santri Wijaya Kusuma. Ia dikenal sebagai sosok tokoh penyebar Islam berpengaruh di wilayah Bogor, antara lain Kecamatan Kemang, Rancabungur, Parung dan Ciseeng. Amil Ahong, sesepuh Desa Bojong mengatakan, sosok Wijaya Kusuma dikenal sebagai tokoh Sunda yang nyantri. Makanya ia dijuluki Raden Santri. Sedangkan panggilan Raden sebagai tanda bangsawan Sunda keturunan Kerajaan Pajajaran.

Ketua RW 01 Desa Bojong, Izul mengungkapkan, makam tersebut dikeramatkan oleh masyarakat. Khususnya malam jumat atau hari-hari tertentu makam ini ramai diziarahi. Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari sekitar Bogor. Namun banyak yang berasal dari luar Bogor, bahkan dari Sumatera.
 Mang Mamad, juru kunci makam Raden Santri Wijaya Kusuma menambahkan, makam ini terbilang unik, karena terdapat gundukan tanah tinggi di atas makam. Gundukan tanah tersebut pernah beberapa kali diratakan, tetapi tanahnya kembali seperti gunung. Keanehan lainnya, lanjut Mamad, saung makam tidak boleh menggunakan genteng. Pernah dipasang genteng beberapa kali, namun selalu ada yang menurunkan secara misterius. Raden Santri diyakini lebih suka saung makam menggunakan “hateup” alias sejenis genteng yang terbuat dari daun kiray agar terlihat sejuk dan bernuansa Sunda.

Berada di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor ini terasa sekali nuansa islaminya. Warga-warga hidup rukun, masjid sangat mudah ditemui, dan ditambah rata-rata warganya memakai pakaian muslimah pada sore hari menjelang maghrib. Warga disini hampir seluruhnya mengetahui pemakaman pasarean. Bahkan ziarah dimalam jumat dan hari hari besar sudah menjadi bagian budaya dari masyarakat. Seperti yang dikatakan salah satu warga sekitar, Ahmad, bahwa sedikit banyak pemakaman ini sangat berpengaruh kepada kebudayaan islam disini. Masyarakat sering mengunjungi makam, untuk berdoa dan bahkan apabila mereka menginginkan sesuatu, tak jarang mereka datang ke pemakaman pasarean dan berdoa disini. Menurutnya juga, hal ini bukan berarti masyarakat percaya kepada makam. Melainkan hanya syareat dan yang mengabulkan tetap Allah SWT.

Seperti yang dituturkan diawal, bahwa yang datang untuk ziarah bukan hanya masyarakat sekitar. Melainkan, banyak masyarakat dari luar kota, bahkan ada masyarakat dari Sulawesi datang ke makam pasarean ini. Karena menurut mang mamad, apabila ingin ziarah ke pemakaman lain di Jawa Barat, maka langkah awalnya adalah harus mengunjungi makam pasarean. Hal tersebut sudah menjadi budaya dikalangan peminat wisata religi. Para pengunjung biasanya menyempatkan menginap di area pemakaman untuk berdoa semalam suntuk. Tak jarang, mereka menginap tidak hanya satu malam, namun dua sampai tiga malam. Mereka yang datang biasanya memberikan uang yang diniatkan untuk bersedekah sekaligus ucapan terimakasih kepada mang mamad, sebagai kuncen makam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun