Mimpi dan Realitas: Pendekatan Sosiologi Sastra dalam Novel Dream Launch Project

Halo sobat Kompasiana, selamat datang di blog artikel saya. Pada kesempatan ini saya akan memberikan sedikit review novel Dream Launch Project dengan pendekatan Sosiologi Sastra. Sebelum mulai review perkenalan diri terlebih dahulu ya sobat, saya adalah penulis pemula yang duduk di semester 3 Sastra Indonesia apabila terdapat kekeliruan mauoun ketidaksesuaian mohon untuk diberi kritik dan saran yang membangun. 

Mari kita mulai, mimpi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mimpi dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi, serta mendorong manusia untuk terus berjuang dan meraih cita-cita. Namun mimpi juga dapat menjadi sumber ketimpangan, terutama ketika mimpi tersebut hanya dapat dicapai oleh segelintir orang yang memiliki akses dan privilege.

Dalam Novel Dream Launch Project karya Renita Nozaria kaya akan aspek sosiologis yang tergambar melalui berbagai tema dan konflik. Adapun yang dibahas didalam novel ini yang pertama adalah stratifikasi sosial dimana terdapat perbadaan kelas sosial yang menggambarkan perbedaan kelas sosial antara anak-anak "menonjol" seperti Injun,Nana dan Jeno dengan siswa yang lain lebih konvensional. Anak-anak "menonjol" ini seringkali dianggap sebagai troblemaker dan dipinggirkan. 

Lalu ada diskriminasi, ketiga anak ini seringkali mengalami diskriminasi dari guru dan teman-teman mereka. Mereka dicap sebagai pembuat onar dan tidak berprestasi, selanjutnya terdapat mobilitas sosial yang mana Pak Terry, guru walikelas, berusaha membantu anak-anak "menonjol" ini untuk mendapatkan mobilitas sosial. Ia mendorong mereka untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka. 

Lalu yang kedua ada Deviasi sosial, Deviasi adalah sebuah bentuk pelanggaran peraturan. Kenakalan remaja yang sering dilakukan oleh Injun,Nana dan Jeno seringkali melakukan tindakan-tindakan yang dianggap nakal seperti membolos dan menentang peraturan sekolah. Konflik dengan norma sosial anak-anak "menonjol" seringkali melanggar norma-norma sosial yang berlaku di sekolah dan masyarakat.

Yang ketiga ada Sosialisasi yang mana sosol Pak Terry memainkan peran penting dalam dalam sosiologi anak-anak "menonjol" ini. Ia mengajari mereka nilai-nilai moral, mendorong mereka untuk berprestasi dan membantu mereka untuk berintegrasi ke dalam masyarakat. Ditengah masa pencarian jati diri mereka Injun, Nana dan Jeno menemukan dukungan dan persahabatan dalam kelompok musik mereka, Dream Launch Project. Kelompok ini membantu mereka untuk mengembangkan identitas diri dan sense og belonging.

Kemudian yang keempat nilai sosiologi yang terdapat dalam novel ini adalah perubahan pemikiran tradisional VS tradisional. Novel ini menunjukkan konflik antara pemikiran modern dan tradisional, Pak Terry yang memiliki pemikiran modern berusaha menentang sistem pendidikan tradisional yang masih kaku dan tidak menghargai kreatifitas individu.

Dan yang nilai sosiologi yang terakhir adalah Globalisasi. Pengaruh budaya global saat ini menunjukkan bagaimana budaya global memengaruhi remaja di Indonesia. Injun, Nana dan Jeno terinspirasi oleh musisi internasional dan juga ingin berkarya di kancah internasional.

Dengan mengkritisi berbagai aspek sosiologis ini, Renita berhasil menciptakan sebuah novel yang tidak hanya menghibur namun juga sarat dengan makna dan refleksi terhadap realitas sosial. Novel ini mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang masalah-masalah sosial yang ada dan mendorong mereka untuk memperjuangkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam hidup kita.

Sekian yang bisa saya sampaikan, terimakasih atas atensi pembaca terhadap tulisan ini. Tetap semangat menjalani hari dan melakukan yang terbaik ya, sobat.