Mohon tunggu...
Femmy Lekahena
Femmy Lekahena Mohon Tunggu... Dosen - Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Longlife learner

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Gen Z dan Karirnya

18 Februari 2024   19:12 Diperbarui: 18 Februari 2024   19:29 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak dipungkiri, dunia kerja dan dunia perkuliahan adalah dua hal yang berbeda. Memang benar, di dunia kerja kita dapat menerapkan beberapa teori yang sudah dipelajari selama kuliah. Namun, tidak banyak materi kuliah yang dapat diterapkan di dunia kerja. Hal-hal praktis yang harusnya banyak digunakan di dunia kerja malah tak begitu banyak dilatih selama kuliah.

Tak terkecuali Gen Z. Generasi Z, atau yang disebut juga iGen atau pos-millenials, lahir antara tahun 1995 sampai 2012. Generasi ini dapat dikatakan adalah angkatan terbaru di dunia kerja. Studi menemukan bahwa Gen Z adalah generasi yang lahir sebagai “masyarakat digital” (Twenge, 2017). Said, dkk. (2020) menyebutkan bahwa Gen Z teridentifikasi sebagai generasi yang memiliki value bahwa perusahaan perlu memberikan gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, juga memberikan kesempatan promosi dan kesempatan untuk belajar. 

Di sisi lain, kebanyakan perusahaan membutuhkan calon karyawan yang memiliki pengalaman kerja. Paling tidak, memiliki pengalaman organisasi atau magang. Pada umumnya, perusahaan membutuhkan karyawan yang mudah menyesuaikan diri, emosi yang stabil, kemampuan bersosialisasi dan bekerja sama yang memadai, tahan dalam situasi kerja yang menekan, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang tentunya akan disesuaikan dengan budaya perusahaan tersebut dan pekerjaan itu sendiri. Semua aspek psikologis tersebut, tidak dipelajari selama kuliah. Aspek-aspek tersebut hanya dapat dipelajari saat magang dan berorganisasi. Tidak ada rumus baku untuk dapat meningkatkan keterampilan pada aspek-aspek psikologis tersebut, sehingga belajar dari pengalaman adalah hal yang paling memungkinkan supaya menjadi terampil.

Di dunia yang semakin terbuka informasinya ini, tentunya tidak sulit untuk mencari berbagai informasi untuk dapat meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Beberapa tips yang dapat dilakukan adalah:

  1. Cari calon pekerjaan yang diinginkan. Sebisa mungkin relevan dengan jurusan yang ditempuh di perkuliahan saat ini atau pekerjaan yang terbuka untuk semua jurusan kuliah. Biasanya, bisa dilihat di lowongan kerja.

  2. Pada unggahan lowongan kerja, dapat dilihat berbagai persyaratan. Pada tahap ini, lakukan self evaluation, keterampilan manakah yang dibutuhkan tetapi belum dimiliki?

  3. Lalu, tingkatkanlah keterampilan tersebut.

  4. Jangan menyerah. Perubahan tidak akan terjadi jika hanya sekali-dua kali dilakukan. Belajar konsisten sampai bisa.

Perihal pengembangan keterampilan, Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyadari kebutuhan berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh para mahasiswa saat mereka bekerja. Salah satu program yang diluncurkan oleh Kemdikbudristek adalah Merdeka Belajar, yang meliputi kegiatan Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Magang Mandiri, Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Wirausaha Merdeka, serta Pertukaran Mahasiswa secara Internasional (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, 2022). Selain itu, Kemdikbudristek juga meluncurkan Program Kreativitas Mahasiswa untuk mendukung peningkatan keterampilan non akademis yang diperlukan saat bekerja nanti (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2024).

Referensi:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. (2022). Program dan Kegiatan Unggulan. https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun