Mohon tunggu...
Femi Noviyanti
Femi Noviyanti Mohon Tunggu... -

mencintai seni....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi 66 Tahun, Indonesia Berhak Menentukan Langkah

19 Agustus 2011   05:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hati kemerdekaan kita
Hari merdeka Nusa dan Bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan

Kita tetap setia tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia
Membangun negara kita

Lagu bertajuk kemerdekaan diatas kembali menggema di sudut nusantara setiap tanggal 17 Agustus pertanda umur kemerdekaan dari bangsa kita mengalami pertambahan. Semangat terpancar dari setiap wajah yang mengumandangkan lagu bertajuk “Hari Merdeka” tersebut. Akan ada rasa bangga dari kita ketika kita melakukan prosesi rutinan tersebut ataupun menyaksikannya secara langsung. Namun apakah kita sadari bahwa semangat yang kita lihat adalah semangat yang kosong dan telah kehilangan esensi dari makna kemerdekaan itu sendiri?

Merdeka yang sesungguhnya adalah keadaan dimana kita bebas menentukan langkah demi kemajuan kita sendiri.  Jika diterapkan dalam konteks kebangsaan berarti bangsa ini bebas menentukan langkah dan arah mau kemana nantinya. Segala yang menyangkut pelaksanaan, pengembangan, penentuan kebijakan adalah mutlak ditentukan oleh bangsa itu sendiri tanpa ada pengaruh sedikitpun dari bangsa lain. Jika melihat dari konteks ini, apakah bangsa Indonesia sudah termasuk kategori negara yang dinyatakan merdeka seutuhnya? Bukankah kita masih banyak menemui penjajahan di negeri tercinta ini ?

Penjajahan dalam bentuk fisik saat ini sudah tidak ada karena terakhir kali adanya perjuangan fisik adalah ketika perang kemerdekaan. Namun, penjajahan selain fisik lah yang merajalela di tanah air tercinta ini seperti dibidang ekonomi, adanya intervensi yang berlebihan dari IMF alias International Monetary Fund membuat perekonomian Indonesia serta membanjirnya produk luar negeri semakin membuat bangsa kita terpuruk.

Kondisi di atas seharusnya menjadi bahan refleksi diri kita. Apakah kita menjadi bagian yang membuat Indonesia semakin terpuruk. Atau menjadi bagian yang mengisi dan membangun negeri ini. Sebagai pemuda yang diandai-andaikan menjadi penerus bangsa kita seharusnya berupaya untuk menjadi bagian dari masyarakat yang bisa membangun dan mengupayakan kemajuan bangsa Indonesia ini.  Salah satu langkah kecil yang dapat kita lakukan dapat berupa penyadaran atau bisa juga dalam bentuk keteladanan. Kita harus menyadari hakikat kemerdekaan yang sesungguhnya dan menjadi teladan ssosok manusia yang merdeka bagi orang-orang disekitar kita. Selain itu kita juga bisa melakukan pembangunan terhadap bangsa kita  dengan meminimalisir sifat dan sikap terjajah dalam diri kita. Kita bisa mencoba untuk mengurangi ketergantungan pribadi kita kepada orang lain. Dengan pengurangan sedikit demi sedikit ini, akhirnya adalah kemandirian yang bermuara pada Kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya. Kita bebas menentukan langkah apapun yang akan dilalui oleh bangsa kita.

*Femi Noviyanti

Penulis adalah mahasiswi jurusan Tarbiyah PAI STAIN Kudus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun