Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. Saat ini pembelajaran berorientasikan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, dimana siswa yang aktif dapat berpikir kritis, kreatif, dan akhirnya problem solver. Hal ini menjaditantangan bagi guru bagaimana menjadikan siswa dapat berpikir kritis, kreatif dan pada akhirnya problem solver yang nantinya akan berguna terutama bagi siswa itu sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Menjadikan siswa berpikir kritis berarti menjadikan siswa untuk dapat berpikir secara cepat, rasional, sistematis,dan cepat tanggap dalam menghadapi masalah. Selain itu siswa juga dapat mengolah informasi yang ia peroleh sehingga akan berguna bagi siswa untuk memecahkan suatu masalah. Untuk menjadikan siswa berpikir kritis maka pembelajaran yang dilakukan bukan hanya memberikan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan siswa tetapi juga diperlukan pengajaran sifat, sikap, nilai dan karakter yang menunjang anak untuk dapat berpikir kritis.
Mejadikan siswa kreatif berarti menjadikan siswa untuk dapat berpkir dan menciptakan sesuatu yang berbeda dari biasanya berdasarkan data, informasi dan unsure-unsur yang telah ada sebelumnya, namun masih dapat diterima dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitaranya. Dalam hal ini kreatif berbeda dengan kecerdasan. Kecerdasan lebih pada pemikiran yang memusat, sedangkan kreatif lebih kepada pemikiran yang menyebar. Siswa yang kreatifbelum tentu dia adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi karena kreativitas dipengaruhi oleh factor kogitif, kepribadian, motivasi, dan lingkungan yang perlu dikembangkan oleh orang tua dan guru, sedangkan kecerdasan ditentukan oleh factor gen meskipun tidak memungkiri bahwa dalam suatu kreativitas dibutuhkan tingkat kecerdasan yang tinggi pula. Cara untuk menjadian anak kreatif yaitu dengan cara Memilih pola asuh yang tepat, menghargai karya anak, memberi tantangan kepada anak, komunikasi yang baik dengan anak
Menjadikan siswa problem solver berarti menjadiakan siswa untuk dapat memecahkan masalah secara cepat, tepat dan logis. Pembelajaran yang menekankan pada problem solver merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pemberian masalah pada siswa untuk dipecahakan secara cepat, tepat dan logis yang melibatkan aspek mental dan intelektual siswa. Siswa problem solver akan dapat berpikir secara kritis dan kreatif dalam memecahakan masalah yang ia hadapi namun siswa yang kreatif dan berpikir kritis belum tentu siswa yang problem solver karena problem solver merupakan tingkatan yang tinggi dari pembelajaran yang dilakukan yang mencakup berpikir kritis dan kreatif untuk memecahaan masalah. Langkahpelaksanaan problem solver meliputi memahami masalah atau problema, mengumpulkan keterangan atau data, merumuskan hipotesis, menilai atau mengkaji hipotesis, mengadakan eksperimen, membentuk kesimpulan.
Dengan demikian berpikir kritis, kreatif, dan problem solver adalah hal yang saling berkaitan, dimana siswa yang problem solver akan dapat berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Untuk menjadikan siswa dapat berpikir kritis, kreatif dan problem solver perlu adanya peran serta orang tua, guru dan lingkungan sekitar siswa. Peran yang dilakukan adalah sebagai fasilitator dan motivator terhadap perkembangan siswa dalam berpikir kritis, kreatif yang akhirnya akan menjadi siswa problem solver.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H