Dalam pembelajaran tentunya tidak lepas dari teori-teori pembelajaran yang digunakan sebagai dasarbagi guru untuk melaksanakann pembelajaran guna mengoptimalkan potensi yang dimilki siswa dan mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efisien. Namun teori yang digunakan terkadang dapat usang dan tidak sesuai dengan konteks pembelajaran yang sedang dilakukan sehingga teori-teori pembelajaran mengalami pergeseran yaitu dari teori behaviorisme sampai teori humanisme, hal ini dikarenakan :
1.Adanya teori yang memiliki kekurangan dan kelebihan.
2.Karena rasa keinginan peneliti selanjutnya untuk menutup kekurangan teori sebelumnya.
3.Adanya sikap kritis para ahli terhadap teori-teori pembelajaran yang ada.
4.Berkembangnya iptek yang mengharuskan adanya suatu pembaharuan pada penerapan teori pembelajaran.
5.Keinginan mengadakan perbaikan pada teori pembelajaran yang ada.
Pada teori pembelajaran behaviorisme menekankan bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada pemberian rangsangan ( Stimulus) dan respon yang dihasilkan siswa. Dengan kata lain bahwa teori ini hanya menekankan pada aspek fisik saja dan mengabaikan aspek mental. Dalam teori ini guru sebagai pusat ( Sentral) dari pembelajaran dan siswa hanya sebagai objek pembelajaran atau bersifat pasif. Kebaikan dari teori ini adalah mempermudah guru dalam penyusunan tujuan instruksional sebagai persiapan mengajar karena mengabaikan aspek mental dari setiap siswa. Sedangkan kekurangannya teori ini mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif padahal tujuan dari pembelajaran adalah mengoptimalkan potensi siswa.
Teori kognitivisme merupakan teori pembelajaran yang menyesuaikan pada kemampuan intelektual, dimana lebih menekankan pada proses perolehan informasi dan pengolahan suatu informasi serta mengabaikan hasil pembelajaran. Kebaikan dari teori ini adalah lebih menghargai proses pembelajaran yaitu bagaimana siswa memperoleh, mengolah dan menghasilkan informasi. Kekurangan teori ini adalah mengabaikan hasil dari pembelajaran, padahal dengan hasil pembelajran kita dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diperoleh.
Teori konstruktivismemerupakan teori yang cenderung menekankan pada pembangunan pengetahuan berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan atau pengalaman yang baru. Dalam teori ini guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan siswa sebagai subjek pembelajaran. Kebaikan teori konstruktivismeadalah siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan mengeksplorasi pengetahuan yang baru karena dalam hl ini guru bukanlah satu-satunya sumber pembelajaran bagi siswa. Kekurangan dari teori ini apabila siswa yang berkemampuan kurang/ tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan tertinggal dari teman-teman yang lainya.
Teori Humanisme merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga melibatkan seluruh bagian atau domain yang adameliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.Sehingga memunculkn perilaku dan ketrampilan. Implikasi dari teori ini adalah digunakan untuk pembangunan kepribadian adan sikap. Menurut para ahli teori humanism saat ini merupakan teori yang baik digunakan dalam pembelajaran.
Semua pergeseran teori pembelajaran baik dari teori behaviorism ke kognitivisme, kognitivisme ke konstruktivisme dan konstruktivisme ke humanism itu baik, tinggal menyesuaikan konteks pembelajaran yang dibutuhkan. Dan kita tidak serta merta menggunakan satu teori pembelajaran dalam proses pembelajaran karena tidak dapat dipungkiri teori-teori tersebut saling melengkapi dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H