Mohon tunggu...
femilia Utami Dewi
femilia Utami Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru Cinta Literasi

Guru Pemasaran Guru APHP Suka masak dan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Idealisme dalam Filsafat Pendidikan dan Implementasinya dalam Mata Pelajaran IPS

25 November 2024   11:13 Diperbarui: 25 November 2024   11:26 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Plato dan Hegel. Sumber: image ceator dalam wisata.viva.co.id 

Implementasi idealisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut:

  • Pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga menuju pada tujuannya dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
  • Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.
  • Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial dan spiritual. Memperkenalkan suatu spirit intelektual guna membangun masyarakat yang ideal.
  • Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia secara bersama-sama.
  • Tujuan pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum seyogyanya bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan.
  • Peranan pendidik adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan pengetahuan tepat. Dengan kata lain, guru harus menyiapkan situasi dan kondisi yang kondusif untuk mendidik anak didik, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan kasih sayang dan dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya

Dalam pembelajaran IPS, penerapan idealisme dapat terlihat dalam beberapa aspek, antara lain:

  • Pengembangan Karakter dan Moral. Salah satu tujuan utama dari pendidikan idealis adalah pembentukan karakter yang kuat dan berbudi luhur. Dalam konteks IPS, siswa diajarkan untuk memahami nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan tanggung jawab sosial. Melalui kajian sejarah, siswa dapat belajar dari tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan peradaban, baik dalam hal etika maupun moralitas. Misalnya, pelajaran tentang perjuangan kemerdekaan suatu negara dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan pengorbanan.
  • Fokus pada Ide-Ide Besar. Pembelajaran IPS idealis tidak hanya berfokus pada fakta-fakta historis atau sosial, tetapi juga pada gagasan-gagasan besar yang melandasi peristiwa atau fenomena tersebut. Misalnya, ketika mempelajari revolusi industri, guru tidak hanya menjelaskan perubahan teknologi, tetapi juga mengajak siswa untuk merenungkan dampak sosial dan etis dari kemajuan teknologi terhadap masyarakat.
  • Penghargaan terhadap Warisan Budaya. Idealisme dalam pendidikan IPS menekankan pentingnya memahami dan menghargai warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui pembelajaran sejarah dan budaya, siswa diajak untuk menghargai nilai-nilai tradisional yang menjadi bagian dari identitas nasional dan internasional. Ini sesuai dengan pandangan idealisme yang menekankan nilai-nilai abadi dan pentingnya memahami nilai-nilai luhur yang telah berkembang dalam masyarakat.
  • Penggunaan Dialog dan Diskusi. Dalam pembelajaran idealis, dialog dan diskusi menjadi metode utama dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang kompleks. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk berpikir kritis dan mendiskusikan berbagai ide. Misalnya, ketika mempelajari isu-isu global seperti hak asasi manusia, guru dapat mengajak siswa untuk mendiskusikan nilai-nilai universal dan bagaimana penerapannya dalam konteks sosial yang berbeda.                                         

Meskipun idealisme memiliki banyak kontribusi positif dalam pembelajaran IPS, ada beberapa kritik yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Kurang Fokus pada Aspek Praktis. Pendekatan idealisme cenderung lebih fokus pada gagasan dan nilai-nilai moral, sementara aspek praktis dari kehidupan sosial terkadang terabaikan. Dalam pembelajaran IPS, siswa juga perlu memahami realitas sosial yang terjadi saat ini dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara praktis dalam masyarakat
  • Terlalu Abstrak. Pembelajaran yang terlalu berfokus pada ide-ide besar dan abstrak bisa menjadi tantangan bagi siswa  untuk memahaminya, terutama  bagi  mereka yang lebih membutuhkan
    pendekatan yang lebih konkret. Hal ini dapat menyulitkan pemahaman dan aplikasi langsung dari konsep-konsep yang dipelajari.
  • Tidak Mengakomodasi Pluralitas Ide. Idealisme sering kali menekankan pada satu set nilai atau ide yang dianggap benar dan abadi. Dalam konteks pembelajaran IPS yang melibatkan masyarakat dengan beragam nilai dan keyakinan, pendekatan ini dapat dianggap kurang inklusif.

Jadi Idealisme sebagai salah satu aliran filsafat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran IPS. Dengan menekankan pada pengembangan karakter, eksplorasi ide-ide besar, dan penghargaan terhadap warisan budaya, pendekatan ini dapat membantu siswa memahami dunia sosial dari perspektif yang lebih dalam. Namun, penting untuk diingat bahwa pendekatan idealisme juga memiliki keterbatasan, terutama dalam hal aplikabilitas praktis dan pemahaman terhadap pluralitas nilai dalam masyarakat. Untuk itu, diperlukan keseimbangan antara pendekatan idealis dan pendekatan lainnya dalam pembelajaran IPS, agar siswa tidak hanya memahami ide-ide besar, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga menuju pada tujuannya dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas. Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai- nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial. Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial dan spiritual. Memperkenalkan suatu spirit intelektual guna membangun masyarakat yang ideal. Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia secara bersama-sama.

Tujuan pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum seyogyanya bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan. Peranan pendidik adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan pengetahuan tepat. Dengan kata lain, guru harus menyiapkan situasi dan kondisi yang kondusif untuk mendidik anak didik, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan kasih sayang dan dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya

Ilustrasi Plato dan Hegel. Sumber: image ceator dalam wisata.viva.co.id 
Ilustrasi Plato dan Hegel. Sumber: image ceator dalam wisata.viva.co.id 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun