Mohon tunggu...
femilia Utami Dewi
femilia Utami Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru Cinta Literasi

Guru Pemasaran Guru APHP Suka masak dan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Merdeka

24 November 2024   22:03 Diperbarui: 24 November 2024   22:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur tujuan pembelajaran (ATP) merupakan pengorganisasian tujuan pembelajaran dalam satuan waktu tertentu. ATP bertujuan untuk memastikan bahwa semua tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam periode waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya ATP, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang terstruktur dan sistematis. Hal ini tidak hanya membantu guru dalam merencanakan pembelajaran, tetapi juga memberikan kejelasan bagi siswa mengenai langkah-langkah yang harus mereka ambil untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2017).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun alur tujuan pembelajaran:

  • Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
  • Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, apabila pendidik mengembangkan alur tujuan pembelajaran secara mandiri, maka perlu kolaborasi pendidik lintas kelas/tingkatan dalam satu fase atau merancang bersama komunitas atau tim pendidik atau MGMP/ KKG/KKT (Kelompok Kerja Tutor) di satuan pendidikan masing-masing;
  • Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya dikembangkan oleh pendidik yang memiliki pemahaman dalam mata pelajaran tersebut;
  • Pada pendidikan khusus, penyusunaalur tujuan pembelajaran boleh dilakukan lintas fase;
  • Alur tujuan pembelajaran yang disediakan pemerintah adalah contoh. Urutan tujuan pembelajaran ditunjukkan dengan nomor atau huruf, namun pendidik atau satuan pendidikan dapat mengubah atau memodifikasi sesuai dengan kebutuhan; dan
  • Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian pembelajaran

Cara membuat ATP adalah menentukan Tujuan Pembelajaran mana dulu yang ingin dicapai, kemudian menyusun dan menambahkan JP yang dibutuhkan untuk mencapai TP.

Program tahunan (Prota) dan program semester (Promes) adalah dokumen penting dalam perencanaan pembelajaran. Prota berisi rencana pembelajaran untuk satu tahun ajaran, atau rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Sedangkan Promes merinci rencana pembelajaran untuk satu semester. Keduanya harus disusun dengan mempertimbangkan CP, TP, dan ATP yang telah ditetapkan. Dengan adanya Prota dan Promes, guru dapat memiliki panduan yang jelas dalam melaksanakan pembelajaran, serta memudahkan evaluasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Cara menyusun Prota adalah membuat tabel sesuai kebutuhan, kemudian meletakan ATP mana yang ingin dicapai dan dilakukan.  Cara membuat promes adalah dengan membuat tabel sesuai bulan dan pekan selama satu semester diisi dengan JP sesuai dengan prota sehingga perencanaan tertata dengan baik.

Kurikulum Merdeka merupakan pembaruan sistem pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini menekankan pada pendekatan yang lebih fleksibel, berbasis pada kompetensi, serta memfokuskan pada pengembangan karakter dan potensi siswa. Dalam konteks ini, pembuatan perangkat pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada keterlibatan aktif guru, kolaborasi antara berbagai stakeholder, serta dukungan melalui pelatihan dan pendampingan yang memadai.

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam pembuatan perangkat pembelajaran memerlukan kolaborasi antara guru, siswa, dan pihak sekolah. Guru perlu dilibatkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, pelatihan dan pendampingan bagi guru juga diperlukan untuk memastikan bahwa mereka memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran sehari-hari (Hidayati, 2023).

Guru memegang peran krusial dalam implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Sebagai pendidik yang langsung terlibat dengan siswa, guru memiliki pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan dan potensi masing-masing peserta didik. Oleh karena itu, keterlibatan guru dalam pengembangan perangkat pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.

Pada Kurikulum Merdeka, guru diberikan kebebasan untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar yang lebih fleksibel, disesuaikan dengan karakteristik siswa, dan berbasis pada pendekatan proyek atau masalah. Perangkat pembelajaran ini juga harus mengakomodasi evaluasi yang beragam, baik itu tes tertulis, proyek, atau penilaian berbasis portofolio. Dalam hal ini, guru tidak hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, tetapi juga sebagai perancang yang menyesuaikan setiap perangkat dengan kebutuhan siswa dan tuntutan kompetensi yang diinginkan. Oleh karena itu, keterlibatan guru dalam setiap tahap pembuatan perangkat pembelajaran menjadi sangat vital.

Kolaborasi antara berbagai stakeholder dalam pendidikan, terutama antara guru, siswa, dan pihak sekolah, menjadi faktor penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Keberhasilan implementasi kurikulum ini tidak hanya bergantung pada peran guru, tetapi juga pada dukungan dan kerjasama yang baik antar semua pihak terkait.

Guru dan siswa memiliki hubungan yang saling mendukung dalam pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang partisipatif, di mana siswa diberikan ruang untuk mengembangkan kreativitas dan berpikir kritis. Sebaliknya, siswa juga harus aktif berpartisipasi dan memberikan umpan balik terkait dengan proses pembelajaran. Kolaborasi ini perlu dijalin dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang fleksibel dan berbasis pada potensi masing-masing siswa.

Di sisi lain, pihak sekolah, termasuk kepala sekolah dan pengelola sekolah, juga memegang peranan penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Pihak sekolah harus memastikan bahwa guru mendapatkan sumber daya yang cukup, baik dalam bentuk fasilitas maupun pelatihan. Selain itu, kepala sekolah harus menciptakan iklim sekolah yang mendukung pembelajaran berbasis proyek dan kompetensi. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, dan pihak sekolah akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tercapainya tujuan kurikulum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun