Lompatan iman, atau dalam Bahasa Inggrisnya disebut dengan "leap of faith" merupakan tindakan ekstrim yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan menghiraukan segala resiko yang dapat terjadi. Lompatan iman seringkali menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak karena biasanya diluar nalar, budaya, atau norma. Contoh nyata lompatan iman yang terjadi dalam kehidupan nyata adalah seorang eksekutif sukses di sebuah perusahaan ternama melakukan lompatan iman dengan resign dan meniti usahanya sendiri.
Lompatan iman yang baru-baru ini membuat heboh dunia gadget datang dari Blackberry. Lompatan iman yang dilakukan oleh Blackberry ini dinilai ceroboh oleh banyak pihak. Blackberry mengambil keputusan untuk melepas ekslusivitas layanan chattingnya, yaitu Blackberry Messenger (BBM). Layanan chatting BBM yang selama ini menjadi tulang punggung ponsel Blackberry akhirnya dibuka untuk Android dan iOS. Banyak yang menilai keputusan Blackberry ini merupakan tindakan bunuh diri. Ditambah dengan kenyataan pahit yang dialami oleh Blackberry atas penurunan jumlah penjualannya serta kurang berhasilnya tipe baru Z10, Q10, dan Q5 di pasaran, desas-desus Blackberry tidak lama lagi akan diakuisisi berembus kencang.
Atas dasar kenyataan pahit tersebut, publik menilai peluncuran BBM untuk Android dan iOS merupakan langkah penghabisan bagi Blackberry. Menganggapi kabar tidak sedap, CEO Blackberry, Thorsten Heins menjelaskan bahwa tindakannya bukan menjerumuskan perusahaan yang dulunya bernama Research In Motion (RIM) kedalam kepailitan. Ia percaya tanpa BBM pun Blackberry masih bisa bertahan hidup. Keputusannya untuk melepas BBM merupakan langkah strategis agar dapat bersaing dengan platform-platform lainnya seperti Whatsapp, Line, Kakao Talk, dan WeChat. Selain itu, Blackberry yakin dapat mendulang keuntungan lebih melalui BBM dengan menyediakan layanan berbayar untuk pembelian virtual seperti stiker layaknya Line.
Lompatan iman yang dilakukan oleh Blackberry saat ini cukup membuahkan hasil. Buah dari lompatan iman Blackberry dapat terlihat pada antusiasme konsumen Android dan iOS yang tinggi, bahkan melebihi perkiraan Blackberry. Peluncuran perdana BBM di Android dan iOS yang dikabarkan dapat didownload pada 21-22 September 2013 lalu berhasil menyedot perhatian 1.1 juta pengguna Android. Walaupun akhirnya mengakibatkan server overload dan peluncurannya mau tidak mau ditunda, Blackberry berhasil mendulang popularitas yang diluar dugaan. Saat ini, penundaan peluncuran BBM akibat dari server overload dikecam oleh banyak orang.
Beberapa kecaman terhadap Blackberry diantaranya adalah tidak kompetennya Blackberry dalam mengimplementasi strategi dan ketidakmampuan Blackberry menangani hanya 1.1 juta pengguna saja dibandingkan dengan Whatsapp yang mencapai 200 juta pengguna. Dilihat dari sudut pandang positif, banyaknya orang yang mengecam menandakan bahwa BBM masih digemari dan dipercaya oleh banyak kalangan. Lompatan iman yang diimplementasi oleh Blackberry untuk saat ini berbuah manis. Sisanya adalah kompetensi dan konsistensi Blackberry dalam memenuhi antusiasme penggemarnya, serta mampu menginvestasikan BBM agar menghasilkan pendapatan tambahan selain dari penjualan ponselnya. Mungkin saja dengan lompatan iman ini berhasil meluputkan Blackberry untuk bernasib sama seperti Nokia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H