Mohon tunggu...
Felix Yohanes Andaria
Felix Yohanes Andaria Mohon Tunggu... Guru - Pendeta dan Guru Pendidikan Agama Kristen

Integrity, Respect, Discipline

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan SDM Kristen yang Visioner, Berintegritas, dan Berdaya Saing Tinggi dalam Gereja Untuk Menghadapi Era Digital

16 April 2024   12:15 Diperbarui: 16 April 2024   12:59 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Setelah dibahas tentang ciri khas seorang pemimpin Kristen dalam rangka menghadapi era digital yaitu visioner, berintegritas dan berdaya saing tinggi, sekarang akan dijelaskan mengenai tokoh Alkitab yang semasa pelayanannya mencerminkan ketiga ciri khas tersebut.

  1. Paulus

            Belajar dari keteladanan Paulus, dalam pelayanannya ia adalah seorang pekabar Injil yang tangguh. Hal ini terbukti dari proses perjalanan pekabaran Injil yang dilakukannya. Berikut akan dijelaskan beberapa hal yang dapat dicontoh oleh kita sebagai seorang pemimpin Kristen yang sedang mengembangkan kualitas kepemimpinan. Pertama, seorang pemimpin haruslah orang yang tidak bercacat cela, sifatnya haruslah demikian sehingga tidak memberi kesempatan kepada orang untuk menyerang atau mencelanya. Kedua, haruslah memiliki nama baik di antara orang-orang yang ada di luar gereja. Sifat seorang penatua (pemimpin) seharusnya sedemikian rupa sehingga orang-orang di luar menghormatinya, memiliki kepercayaan kepadanya dan terbangkitkan kerinduan mereka, karena teladan jauh lebih kuat daripada pengajaran.[18] Ketiga, seorang pemimpin harus menjadi suami dari satu istri, ia harus menetapkan satu ukuran yang tinggi dalam hubungan pernikahan, dalam kesetiaannya kepada satu teman hidup. Keempat, seorang pemimpin haruslah yang cakap dalam mengajar, maksudnya adalah bukan sekedar kemampuan mengajar, melainkan juga kesediaan untuk mengajar, sebuah keinginan dan dorongan untuk membagikan kebenaran kepada orang lain yang telah diajarkan oleh Roh Kudus dari Alkitab. Oleh karenanya, adapun pengajarannya harus didukung oleh suatu kehidupan yang tidak bercacat cela.[19]

  1. Petrus

            Selanjutnya, belajar dari keteladanan Petrus. Menurutnya, seorang pemimpin harus berperan sebagai teman sekerja, yaitu orang yang memikul tanggung jawab yang sama. Ia berbicara bukan dari atas, melainkan dari samping, yaitu tempat yang baik untuk melaksanakan kepemimpinan.[20] Teladan berikutnya adalah seorang pemimpin harus mempunyai motivasi. Pemimpin rohani harus menerima dan melaksanakan tanggung jawabnya bukan karena terpaksa melainkan dengan sukarela.[21] Seorang pemimpin rohani juga tidak boleh mencari keuntungan dalam pelayanannya. Seorang pemimpin hendaknya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keuangan atau keuntungan yang lain dalam pelayanan atau keputusan-keputusannya.[22] Kemudian teladan selanjutnya yang disampaikan Petrus adalah seorang pemimpin rohani tidak boleh bersikap diktator (1 Ptr. 5 : 3a). Seorang pemimpin yang ambisius dapat dengan mudah merosot menjadi seorang tiran picik dengan kegemaran memerintah, serta kekuasaan paling kecil sekalipun dapat dengan mudah mengubah seseorang menjadi sombong.[23]

            Hal-hal tersebut yang disampaikan oleh rasul Paulus dan Petrus mengenai keteladanannya sebagai pemimpin umat Kristen mula-mula, yaitu seorang pemimpin yang tidak bercacat cela, memiliki nama baik di luar gereja, hanya mempunyai satu istri (suami), serta cakap mengajar. Selain itu seorang pemimpin juga mampu menjadi teman sekerja (bukan hubungan sub ordinatif / atasan - bawahan), mempunyai motivasi tinggi, tidak hamba uang atau tidak berorientasi keuntungan, dan tidak bersikap otoriter / diktator. Dengan mengetahui keteladanan itu semua, diharapkan para pemimpin Kristen apabila tidak sesuai, hendaklah memperbaikinya, namun apabila telah sesuai, maka sudah sepatutnya untuk terus menerus ditingkatkan ke level yang maksimal dalam proses kepemimpinannya.

Peranan Gereja Untuk Mengembangkan SDM-nya Untuk Menghadapi Era Digital

            Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai peranan gereja dalam upaya mengembangkan SDM nya agar mampu bersaing di dalam era digital saat ini. Segala usaha yang dilakukan oleh gereja harus dilandasi dengan suatu komitmen yang kuat, terarah dan bersinambung, dan disertai dengan program-program pengembangan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan.

Komitmen Gereja Pada Pengembangan SDM

            Berbicara komitmen, berarti berbicara juga tentang konsistensi untuk menjalani seluruh kegiatan pengembangan, mulai dari awalnya sampai pada akhirnya. Permasalahannya adalah kepada siapa kita akan berkomitmen, tentunya kita berkomitmen kepada Allah. Semua komitmen yang dibuat harus mengalir dari komitmen awal yang dibuat Allah untuk kita, sebab Allah mengatakan bahwa Ia berkomitmen kepada semua orang yang berada di dalam Kristus dan supaya hubungan kita denganNya akan berlangsung terus menerus sampai selama-lamanya.[24] Dalam Injil Matius pasal 16 ayat 24 sampai 26, Yesus mengatakan kepada murid-muridNya mengenai komitmen yang sungguh-sungguh. Melalui kata-kata yang hidup ini, Yesus memperjelas kalau Dia menuntut komitmen total dari para pengikutNya, Yesus berkata kalau seseorang tidak melakukan apapun maka dia akan kehilangan segalanya, maka dari itu sebagai pemimpin Kristen, komitmen itu harus tetap kuat sampai akhir hidup kita di dunia ini.[25]

            Dengan adanya komitmen pada proses pengembangan SDM, maka seluruh program yang dilaksanakan pasti akan berjalan dengan baik dan optimal. Penting sekali sebagai pemimpin Kristen untuk memelihara komitmennya supaya dapat terus melaksanakan program-program pengembangan SDM sampai batas tertentu seorang pemimpin. Selain itu mengingat pula keberlangsungan organisasi gereja dan tantangan masa depan yang semakin sulit, tentunya diperlukan pemimpin-pemimpin baru yang lebih tangguh, lebih profesional dan lebih berdaya saing dalam bidang pelayanan gereja. Karenanya, suatu komitmen yang teguh di dalam pelaksanaan program pengembangan SDM sangat dibutuhkan.

Program-program Pengembangan SDM

            Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa program pengembangan SDM dalam gereja sangat penting dilakukan secara terus-menerus agar menghasilkan pemimpin-pemimpin yang lebih baik lagi. Akan tetapi, hal yang menjadi tantangannya adalah soal biaya, soal waktu yang terbatas, soal kualitas programnya bahkan sampai soal instruktur yang tidak ahli dalam mengajar atau melatih para peserta. Hal-hal tersebut merupakan kendala yang harus diminimalisir bahkan ditiadakan. Pada bagian ini, penulis ingin memberikan beberapa usulan program inti pengembangan SDM kepada gereja POUK Pelita, menurut pandangan atau pendapatnya. Program-program yang dimaksud antara lain :

  • Program untuk pembinaan Majelis Jemaat terdiri dari :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun