Mohon tunggu...
Felix JFS
Felix JFS Mohon Tunggu... Desainer - Tukang Rangkai Kata

Pemuja indomie goreng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gencar Dengan Kurikulum Merdeka, Kemendikbud Do The Right Things, Right!

1 April 2023   23:59 Diperbarui: 2 April 2023   00:05 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : buku.kemdikbud.go.id

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus gencar mengkampanyekan Kurikulum Merdeka sebagai upaya revolusi pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang bertujuan untuk membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran yang lebih berfokus pada kemandirian siswa. Dalam kurikulum ini, Kemendikbud secara aktif mempromosikan prinsip-prinsip dan manfaat dari Kurikulum Merdeka kepada para guru, orang tua, dan masyarakat secara umum. 

Lahirnya Kurikulum Merdeka ini tentu saja adalah untuk memperbaiki kurikulum pendidikan yang sebelumnya dirasa kurang memadai. 

Pendidikan di Indonesia selama ini terlalu fokus pada pemberian materi dan teori, sehingga siswa cenderung tidak mampu memahami secara menyeluruh konsep yang diajarkan. Selain itu, kurikulum pendidikan juga kurang mampu menjawab kebutuhan siswa yang beragam, sehingga seringkali siswa merasa tidak tertarik dan bosan dengan pembelajaran. Pendidikan yang terlalu fokus pada aspek akademik dan kurang mampu menjawab kebutuhan siswa telah menjadi perhatian masyarakat luas, termasuk pemerintah. 

Merdeka Belajar merupakan salah satu implementasi dari Kurikulum Merdeka yang telah dicanangkan oleh Kemendikbud. Dalam program ini, siswa diharapkan menjadi lebih aktif dan mandiri dalam belajar, dengan memberikan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan keinginan mereka sendiri dalam menentukan jalannya dalam proses belajar. Salah satu aspek penting dari program Merdeka Belajar adalah pemberian kesempatan bagi siswa untuk mengakses berbagai sumber belajar, baik itu melalui media digital maupun melalui lingkungan sekitar mereka. 

Dalam hal ini, sekolah dan guru diharapkan dapat menjadi fasilitator yang mampu memfasilitasi proses belajar siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia. Selain itu, program Merdeka Belajar juga memberikan kesempatan bagi sekolah dan guru untuk menciptakan inovasi dan kreativitas dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, mereka diharapkan dapat mengembangkan metode dan pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih antusias dan efektif.

Kurikulum Merdeka menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses belajar mengajar dan guru sebagai fasilitator yang akan membantu dan mengembangkan potensi dan kreativitasnya. Dengan mengadopsi pendekatan interdisipliner dalam pengembangan kurikulum tentunya program ini mempunyai beberapa prinsip yang menjadi inti program itu sendiri, seperti:

  1. Memberikan kebebasan dalam proses pembelajaran

Prinsip pertama dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan pada siswa untuk memilih sendiri jalur pendidikan yang ingin diambil. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna.

  1. Mengembangkan keterampilan dan karakter siswa

Prinsip kedua dari Kurikulum Merdeka adalah mengembangkan keterampilan dan karakter siswa. Selain fokus pada aspek akademik, Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pengembangan keterampilan, nilai, dan karakter siswa, sehingga siswa dapat lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

  1. Mengutamakan pembelajaran aktif dan kreatif

Prinsip ketiga dari Kurikulum Merdeka adalah mengutamakan pembelajaran aktif dan kreatif. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan dapat lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kreativitas mereka, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

  1. Menyesuaikan program pembelajaran dengan kebutuhan siswa

Prinsip keempat dari Kurikulum Merdeka adalah menyesuaikan program pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan bermakna.

  1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

Prinsip kelima dari Kurikulum Merdeka adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan menjadi pribadi yang lebih mandiri dan berkualitas.

Kurikulum Merdeka adalah program pembelajaran yang resmi diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim pada 11 Februari 2022 secara daring. Ia mengatakan Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.

Sebagai sebuah program inovatif dalam dunia pendidikan, Kurikulum Merdeka memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan Kurikulum Merdeka:

Kelebihan

  1. Meningkatkan kemandirian siswa: Kurikulum Merdeka menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih mandiri dan memiliki kebebasan dalam memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

  2. Menumbuhkan karakter dan keterampilan: Selain fokus pada aspek akademik, Kurikulum Merdeka juga memperhatikan pengembangan karakter dan keterampilan siswa, seperti kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah.

  3. Fleksibel dan adaptif: Kurikulum Merdeka bersifat fleksibel dan adaptif, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setiap sekolah dan siswa.

  4. Mengurangi beban siswa: Dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dan melalui pengalaman langsung. Hal ini dapat mengurangi beban siswa dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

  5. Mendorong partisipasi aktif siswa: Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diberi kesempatan untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan mengekspresikan pendapat mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa.

Kekurangan:

  1. Memerlukan waktu adaptasi: Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan waktu adaptasi dan persiapan yang cukup bagi para guru dan sekolah.

  2. Memerlukan sumber daya yang memadai: Kurikulum Merdeka memerlukan sumber daya yang memadai, baik dari segi sarana dan prasarana maupun tenaga pendidik, agar dapat diimplementasikan dengan baik.

  3. Memerlukan penilaian yang tepat: Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan karakter dan keterampilan siswa, sehingga memerlukan penilaian yang tepat dan tidak hanya berfokus pada aspek akademik semata.

  4. Tidak semua siswa cocok: Kurikulum Merdeka memungkinkan siswa untuk memilih jalur pendidikan sesuai dengan minat dan bakat mereka, namun tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini.

  5. Potensi kesenjangan sosial: Jika tidak diimplementasikan dengan baik, Kurikulum Merdeka berpotensi meningkatkan kesenjangan sosial antara siswa yang memiliki sumber daya dan akses yang memadai dengan siswa yang kurang beruntung.

Seiring berjalannya waktu, Kurikulum Merdeka semakin berkembang dan diperbaiki. Kemendikbud bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan, para ahli pendidikan, dan masyarakat luas untuk memperbaiki dan menyempurnakan program ini. Hingga saat ini, Kurikulum Merdeka terus dikembangkan dan disempurnakan oleh Kemendikbud, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan menciptakan generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri. Adapun strategi implementasi Kurikulum Merdeka oleh Kemendikbud, antara lain:

  1. Pelatihan Guru

Kemendikbud memberikan pelatihan kepada guru mengenai Kurikulum Merdeka agar dapat mengimplementasikan konsep ini secara efektif. Pelatihan ini meliputi cara mengembangkan kurikulum, pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, dan penerapan penilaian yang berfokus pada hasil belajar.

  1. Penyusunan Materi Pembelajaran

Kemendikbud menyusun materi pembelajaran yang mengacu pada prinsip Kurikulum Merdeka. Materi ini dikembangkan untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Sumber : buku.kemdikbud.go.id
Sumber : buku.kemdikbud.go.id
  1. Penyediaan Bahan Ajar

Kemendikbud menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Bahan ajar ini dapat digunakan oleh guru sebagai referensi dalam mengembangkan materi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Sumber : buku.kemdikbud.go.id
Sumber : buku.kemdikbud.go.id
  1. Evaluasi dan Perbaikan

Kemendikbud melakukan evaluasi terhadap implementasi Kurikulum Merdeka secara berkala. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan Kurikulum Merdeka serta mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan.


Keberhasilan program Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada dukungan dan peran aktif Kemendikbud dalam implementasi program tersebut. Berkat dukungan Kemendikbud, program Kurikulum Merdeka telah berhasil mencapai beberapa keberhasilan, antara lain:

  1. Mendorong Kemandirian Siswa

Kurikulum Merdeka berhasil menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat lebih mandiri dalam mempelajari materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan mereka.

  1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga siswa dapat lebih terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

  1. Mendorong Pemahaman dan Pengembangan Karakter

Kurikulum Merdeka tidak hanya menekankan pada aspek akademik, tetapi juga aspek karakter siswa, seperti keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, dan etika. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan karakter yang kuat dan positif.

  1. Mengurangi Beban Pendidik

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada pendidik dalam mengembangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal ini membantu mengurangi beban pendidik dalam menyusun kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.

  1. Meningkatkan Partisipasi Orang Tua

Kurikulum Merdeka mengedepankan partisipasi orang tua dalam proses pembelajaran. Orang tua diundang untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan terlibat aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka.

Selain itu, program kurikulum merdeka ini juga memperoleh respons positif dari masyarakat, terutama orang tua siswa, telihat dari pembicaraan di jagat maya twitter yang antusias membahas program ini. Salah satu tweet dukungan dari orang tua siswa yaitu:

Endang Prasetyawati (@babbaaay_) : “Alhamdulillah Bu, anak saya kelas 1 SD sudah pakai kurikulum merdeka, kita sebagai orang tua juga gampang waktu ndampingin anak belajar, apalagi didukung sama buku-buku pelajaran dari buku digital Kemendikbud, bukunya keren ya sekarang, gratis pula”. 29 Maret 2023, 16:23. 

Kurikulum Merdeka adalah sebuah program revolusioner yang diusung oleh Kemendikbud sebagai upaya untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, demokratis, dan berbasis pada kemandirian siswa. Selama perjalanan program ini, sudah banyak keberhasilan yang dicapai, meski di sisi lain, masih terdapat beberapa tantangan dan kritik yang perlu diatasi. Namun, dengan dukungan Kemendikbud yang terus menerus, diharapkan program Kurikulum Merdeka dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Dengan dukungan Kemendikbud yang kuat dan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak terkait, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Semoga program ini dapat menjadi langkah awal menuju terciptanya pendidikan yang lebih baik dan berkualitas di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun