Mohon tunggu...
Felix Kusmanto
Felix Kusmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Organizational Psychologist. Sekedar belajar dan berbagi. www.felixkusmanto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melirik Masa Depan Meramu Secangkir Kopi

9 Oktober 2011   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:10 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 Langkah Membuat Kopi (Dok Pribadi)

"Tidak perlu pusing dengan ampas kopi, tidak perlu aduk. Tinggal Masukan paket kopi, tekan tombol air, tunggu dan nikmati"

Layaknya perubahan pola gaya hidup manusia yang menekankan kepada kemudahan dan kecepatan, cara menikmati secangkir kopi pun kini berubah.

Tentu hal diatas bukanlah sebuah hal yang baru dan mengagetkan. Karena nyatanya, sudah dari sekian puluh tahun lalu ibu-ibu rumah tangga dan pecinta kopi tidak lagi perlu berkumpul di pasar tradisional untuk "memburu" biji kopi terbaik dari tumpukan biji kopi yang senantiasa mengeluarkan aroma harum ke sepanjang koridor pasar (seperti di pasar Proyek Senen, Jakarta Pusat).

Kenikmatan rasa dan aroma kopi yang menjadi magnet dalam memilih kopi perlahan menjadi sesuatu hal yang selalu di janjikan dalam berbagai merek kopi kemasaan. Penikmat kopi tidak lagi perlu khawatir tentang kualitas kopi yang dinikmati karena komposisi rasa, campuran, dan wangi telah di standarisasi di pabrik. Alhasil, semua terasa konsisten.

Kopi Instan Yang Semakin Instan

[caption id="attachment_134725" align="alignright" width="243" caption="Kopi instan kemasan model baru (Dok Pribadi)"][/caption] Dengan membawa prinsip kemudahan dan kecepatan dalam membuat kopi, kopi instan dalam kemasan telah menjadi penguasa di pasar-pasar. Merek-merek asing kini pun telah bersanding adem dengan merek kopi instan lokal di rak-rak pasar tradisional dan modern. Lalu bagaimana masa depan kopi? Instan yang semakin instan mungkin adalah kalimat yang tepat untuk mengambarkan masa depan kopi, begitu pula dengan cara penyajiannya. Bagi penikmat kopi kemasan mungkin tidak akan banyak berbeda. Karena saat ini pun semua sudah sangat mudah dan cepat. Tidak ada ampas, rasa dan wangi konsisten. Bagiamana dengan penikmat kopi yang masih menggunakan mesin modern untuk menggiling biji kopi dan perlu membuang ampasnya? Nyatanya sekarang-sekarang ini, sudah di buat mesin kopi jenis baru yang sangat mudah dan cepat di gunakan. Dalam menggunakan mesin ini, penikmat kopi hanya perlu melakukan tiga tahapan sederhana. Pertama, memasukan kepingan kopi kemasan (menggantikan biji kopi) dalam mesin layaknya memasukan koin ke dalam celengan, kedua menekan tombol tingkat air sesuai preferensi pribadi, dan ketinggal menunggu. Dalam kurun waktu kurang dari satu menit, cangkir kopi akan penuh dan siap dinikmati. Ampas kopi? Tidak ada. Hanya kemasan kecil yang sudah gepeng perlu di buang dari kotak penyimpanan di dalam mesin. Rasa? Tidak kalah, bahkan lebih enak dari kopi kemasan biasa. Kesan? Lebih modern.

Melirik Masa Depan Kopi

Dengan gambaran diatas, sudah jelas kopi akan menjadi semakin mudah dan cepat untuk di nimati. Kopi akan tetap menjadi minuman yang paling sering di konsumsi setelah air walau banyak yang berargumen tentang kafein yang ada di dalamnya. Apakah jumlah penikmat kopi akan meningkat dan menambah jumlah kopi yang di minum di dunia setiap harinya (saat ini  1400 juta cangkir kopi diminum tiap harinya)? Kemungkinan besar iya, karena kopi pun telah menjadi gaya hidup tidak sekedar minuman sehari-hari, layaknya es krim di zaman penjajahan dulu. Namun jangan heran bila penikmat kopi masa kini dan masa depan akan lebih sering melihat bentuk biji kopi melalui gambar atau pun biji kopi yang perlahan menjadi dekorasi di kedai-kedai franchise / waralaba. Karena semua akan terjadi dalam bentuk kemasan / cairan langsung. Salam Felix Kusmanto Tulisan ini juga di publikasikan di blog pribadi saya www.felixkusmanto.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun