[caption id="attachment_117384" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi Perang Napoleon di Jatinegara (dok google)"][/caption]
"Agustus 2011 ini genap 200 tahun peperangan Jatinegara berlalu. Akankah perang ini terus menjadi peperangan terbesar Napoleon di Asia yang terlupakan?"
Menjadi pusat aktifitas perdagangan dan nadi transportasi yang padat dan semrawut adalah gambaran umum  kawasan Meester Cornelis atau yang juga dikenal dengan nama Jatinegara saat ini. Menariknya, kepadatan dan aktifitas di kawasan yang terletak di Jakarta timur ini sudah ada sejak lama, bahkan sejarahnya, gambaran ini sudah ada dari zaman pendudukan Belanda ratusan tahun yang lalu.
Sejarah pun mencatat berbagai peristiwa penting yang dahulu terjadi di kawasan bekas hutan jati yang rimbun ini. Dimulai dari sentra perjuangan gerilya pangeran Jayakarta hingga perdagangan hebat di era guru agama Meester Cornelis. Namun demikian, ada yang selalu terlupakan, perang terbesar Napoleon di Asia.
Hindia Belanda Dibawah Napoleon
Walau masih terus menjadi perdebatan, patut di akui bahwa Indonesia yang dulu dikenal sebagai Hindia Belanda pernah jatuh ke tangan kerajaan Prancis secara de Jure atau secara hukum. Dengan demikian, secara tidak langsung Indonesia pernah ada di bawah genggaman Napoleon, sang pemimpin Prancis yang tersohor. Penyerahan secara tidak langsung ini merupakan akibat kekalahan kerajaan Belanda dalam perang napoleon di Eropa. Hal diatas secara otomatis menyeret Indonesia masuk ke perang napoleon di zona Asia. Tidak heran, Indonesia dengan cepat menjadi target penyerbuan tentara Inggris yang saat itu merupakan musuh besar Prancis yang bermarkas di Malaya (sekarang Malaysia dan Singapura). [caption id="attachment_120853" align="alignleft" width="300" caption="Trafalgar Square, taman peringatan perang Trafalgar di Inggris (dok pribadi)"]
Peperangan Yang Terlupakan
Pendaratan pasukan Inggris di Cilincing,  Jakarta utara, 200 tahun lalu adalah pendaratan yang sangat mudah, karena Jansen lari mundur ke arah selatan tanpa memaksimalkan sarana perang yang sudah di siapkan Daendels. Hingga akhirnya pasukan Prancis berkumpul di Jatinegara, yang saat itu di lengkapi tangsi militer dan benteng. Di Jatinegara inilah, 18 ribu pasukan gabungan Prancis, Belanda dan tentara lokal bertempur melawan pasukan Inggris yang berjumlah 12 ribu. Dua kekuatan yang besar ini terus menyerang dan bertahan selama 10 hari. Saat itu, 10 hari  adalah waktu yang lama untuk sebuah peperangan berskala besar. Banyak pertimbangan yang dapat menentukan kemenangan perang saat itu, tidak hanya senjata dan jumlah pasukan namun juga moral pasukan pun menjadi faktor kemenangan. [caption id="attachment_120854" align="alignright" width="300" caption="Tugu peringantan Perang Waterloo di Belgia (dari google)"]
Beda Nasib Peperangan Trafalgar, Waterloo Dan Jatinegara
Walau waktu terjadinya  peperangan Jatinegara berdekatan dengan peperangan Waterloo dan Trafalgar di zona eropa, nasibnya tidak pernah sama seperti dua peperangan di eropa tersebut. Perang Jatinegara ibarat lenyap tanpa jejak peninggalan yang bermakna.  Tidak ada monumen untuk mendokumentasikan kisah peperangan ini, tidak ada usaha untuk menjadikan kisah perang jatinegara sebagai trek wisata, tidak ada usaha menjadikannya sebagai daya tarik. Tidak heran negara-negara tetangga yang lebih kecil dapat lebih menarik banyak turis asing dan lokal karena dapat memaksimalkan hal kecil yang dimilikinya. Akankah peperangan Jatinegara tetap menjadi perang yang terlupakan atau  the forgotten war setelah 200 tahun ini? Mintalah dengan sungguh-sungguh maka akan terjadi..seperti datangnya film harry potter di tanah air Salam Felix Kusmanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H