Mohon tunggu...
Felix Kusmanto
Felix Kusmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Organizational Psychologist. Sekedar belajar dan berbagi. www.felixkusmanto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia dan Made in Indonesia-nya

24 September 2009   00:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:42 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seenum dan Mainannya

Seenum Chin (6 Tahun) menyodorkan mobil-mobilan matchbox-nya (matchbox adalah Mainan mobilan-mobilan yang memiliki ukuran kecil, seukuran korek api/matches), mengajak saya bermain. Saya pun seakan masuk ke dalam dunia anak-anak lagi. Mengamati kekaguman terhadap benda kecil beroda empat. Saya masih tertarik dengan hal-hal ini. Menarik memang. Saya pegang mobil polisi ukuran 6.5 CM ini dengan erat. Biasa sejak kecil saya selalu ingin tahu jenis mobil yang saya pegang. Biasanya di setiap mobil matchbox selalu ada keterangan jenis mobil, tahun mobil, dan dimana mainan ini dibuat. Saya baca dalam hati “Mobil Ford Crown Victoria.Buatan 1992”. Lalu saya terdiam sejenak, lalu “Made In China”

Bila sedang bermain dengan Seenum, seenum selalu mencoba menunjukan mainan baru yang ia miliki. Dari mainan film seri BEN10, Kungfu Panda, Magic set, Speedracer, Pokemon. Tebak saat saya lihat apa yang tertulis pada bawah mainan itu semua “Made In China”. Bahkan plastik pembungkusnya tercetak tulisan “Made in China”

Iphone

Iphone, sebuah maha karya Apple Computer Inc, yang didesain berdasarkan seni dan teknologi mulai merambah dunia. Bahkan di republik kita, Indonesia. Sudah pasti pembuatnya boleh tersenyum melihat karyanya mulai beredar di dunia. Buatan Amerika total saya berasumsi awalnya. Saya tertawa di dalam hati. Saat saya lihat bagian belakangnya. Saya lihat logo apple yang halus, kemudian saya lihat deskripsi di bawahnya “iPhone, Designed by Apple in California Assembled in China Model“

China Safari

Saya memang tertarik dengan tema ini, bagaimana Negara China dapat berkembang dan expansi begitu besarnya. Sungguh, sesuatu hal yang perlu di pelajari. Saat saya sedang berjalan-jalan mencari buku panduan asia tenggara di toko buku. Saya terlihat buku dengan judul “CHINA SAFARI”. Tanpa pikir 4x, langsung saya beli buku itu.

Buku ini mencoba menceritakan ekspansi Negara cina ke benua afrika. Benua dimana Negara-negara lain masih ragu untuk berinvestasi atau belum sama sekali melirik sebuah kesempatan.

Tanpa memiliki catatan masa lalu yang kelam (Bangsa-bangsar afrika mempunyai catatan kelam terhadap bangsa barat, yang pernah menjajah mereka) Negara Cina berhasil merebut hati Negara-negara benua afrika, menjadikannya rekan bisnis kedua terbesar di benua itu.

Di Congo, pabrik kue yang bangkrut, menjadi pabrik kue produktif. Di Nigeria/Congo saya lupa, dari perumahan rakyat, Jalan raya, Jalan tol, bendungan, hingga istana presiden, semua gifts from China.

Indonesia dan Made In Indonesia-nya

3.39% penduduk dunia tersebar di sebuah Negara kepulauan terbesar dunia,yang dikenal dengan nama Indonesia. Menurut data statistic Indonesia menduduki peringkat empat dalam daftar Negara dengan penduduk terbanyak. Pertama adalah China, disusul dengan India dan Amerika di nomor tiga (Wikipedia).

Penduduk boleh banyak, tapi menurut statistik, Indonesia dengan Made in Indonesia-nya hanya berada di posisi 31 (Wikipedia) Sungguh disayangkan. Wajar saja Made in Indonesia tidak merajai dunia. Bahkan Negara tetangga Malaysia berada di nomor 20, dan Singapore ada di nomor 17. Oh ya, hampir terlupa, Cina menduduki nomor 2, dengan total export $ 1,465,000,000,000.

Tak heran orang bisa berpikiran “semua sekarang dari cina!”, “cina, pasti buatan cina!”. Sedangkan Made in Indonesia hanya bermain di beberapa tempat saja, walau tidak dipungkiri, beberapa produk kita adalah komoditi andalan di mancanegara. Tapi pertanyaannya adalah, bagaimana Negara dengan penduduk terpadat nomor 4 didunia berada di posisi 31 dalam hal export. Kenapa? kenapa korelasi antara jumlah penduduk dan hasil exportnya negative?

Apa Yang Kurang?

“Apa yang kurang?”

Kurangnya perhatian pemerintah? Kurangnya stimulus pemerintah? Kurangnya regulasi pemerintah? Kurangnya perhatian kita? Kurangnya peran serta kita? Atau apa?

Menurut Saya Orang Awam


  • Bahwa Negara kita memang masih bergulat dalam internalnya sendiri. Dalam memenuhi kebutuhan internal Negara. Kita terlihat memenuhi kepentingan sendiri dengan melakukan import besar-besaran. Memang dalan jangka pendek, langkah import berhasil menutup kekurangan pasar. Tapi jangka panjang import yang besar-besaran tanpa memeperhitungkan aspek-aspek lain membuat produsen lokal kalah bersaing.

Sebagai contoh Gula. Indonesia kurang gula? Import dari luar. Petani gula tidak dapat bersaing = Akhirnya rugi = tidak dapat meningkatkan kualitas gula = mati suri gula nasional.

Menurut saya, Cina berhasil memenuhi diri dia sendiri terlebih dahulu (paling tidak cukup). Jadi saat mereka menyatakan untuk membuka hubungan dengan dunia luar. Internal mereka cukup stabil


  • Bahwa Negara kita kurang perhatian dengan produk yang telah ada.

Sebagai contoh Topi khas orang eropa. Zaman belanda dahulu, tanggerang terkenal sebagai tempat pemproduksi jenis topi itu dengan kualitas tinggi. Banyak di eksport ke eropa. Tapi sekarang hilang entah kemana (Ekspedisi Anyer panarukan KOMPAS)

Contoh lain, gula dari jawa. Dahulu kualitas gula ini dapat di eksport ke luar negeri. Sekarang hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri.


  • Kurang regulasi / kampanye tulisan made in Indonesia.

Sebagai Contoh: banyak produk dalam negeri kita masih tetap bermindset nasional. Tidak adanya tulisan made in Indonesia / produk Indonesia walau pun produk hanya dipasarkan di Indonesia. Biarkan saja ada tulisan Made In Indonesia. Walaupun tidak dipasarkan ke luar negeri. Tapi saya hargai mereka yang mencantumkan lokasi produksi mereka. Tapi masih tetap kurang maksimal.


  • Kurang serta peran masyarakat dalam menggunakan atau memasarkan barang made in Indonesia.
  • Tanpa dipungkiri modal Negara tidak sebanding dengan Negara china miliki. Tapi patut diingat apa bila sumber daya alam ini di gunakan dengan baik dan sesuai. WUih..tidak kalah kita.
  • Kurangnya sikap DISIPLIN, KEINGINAN BELAJAR, KEINGINAN BERKEMBANG, KEINGINAN MENINGKATKAN baik pemerintah dan masyarakat (mungkin ada keinginan.tapi tidak konsisten)

Sebagain Contoh: cina bisa berkembang karena kebanyakan yang mereka lakukan adalah belajar dari belajar, dan mencoba menerapkan sendiri. Dan mencoba mengembangkan dan meningkatkan. Dari barang tiruan kelas rendah sampai barang kelas tinggi dunia. Di cina meniru bisa dikatakan sebuah seni. Semakin mirip dengan aslinya, semakin baik (NAT GEO).

Menurut anda orang awam?

Menurut anda yang berkecimpung di tema ini?

Menurut anda saran apa yang bisa kita berikan kepada pemerintah dan kepada kawan-kawan setanah air?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun