Mohon tunggu...
Felix Kusmanto
Felix Kusmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Organizational Psychologist. Sekedar belajar dan berbagi. www.felixkusmanto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hariyanto: Jangan Sampai Indonesia Dijajah Indonesia

17 Agustus 2011   07:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:42 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_129865" align="aligncenter" width="640" caption="Hariyanto Di Wisma Duta Dengan Latar Belakang Atase Ketenaga Kerjaan Kuala Lumpur (dok pribadi)"][/caption]

"Terus terang, saya di hari kemerdekaan ke 66 ini senang dan sedih. Sedih karena saya tidak ingin Indonesia dijajah oleh bangsanya sendiri"  -Hariyanto

Pagi hari ini (17/8/2011) Wisma Duta Kuala Lumpur penuh dengan dekorasi merah putih, dimulai dari umbul-umbul cerah di gerbang  hingga sepanjang tembok di depan rumah dinas Duta Besar Indonesia ini. Hiasan yang cerah ini sontak menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan U-Than yang banyak di lewati diplomat-diplomat asing dan para pekerja expatriate di Malaysia.

Namun demikian, berbeda dengan situasi di luar, perayaan dirgahayu Indonesia ke 66 di dalam perkarangan rumah dinas ini ternyata relatif sederhana. Bahkan jika dibanding dengan perayaan kemerdekaan 2008 sebagai contohnya, perayaan tahun ini sangat sederhana. Tidak banyak perwakilan dari ormas tenaga kerja dan pelajar Indonesia di Malaysia yang datang hari ini. Dari agenda acara, susunan acaranya pun lebih terasa resmi dan ringkas

Kesederhanaan ini bisa dikarenakan oleh dua hal. Pertama adalah, perayaan tahun ini jatuh pada hari kerja sedangkan tahun 2008 jatuh pada hari minggu dan di isi oleh artis ibu kota, Inul Darastista. Kedua adalah karena perayaan tahun ini bertepatan dengan ibadah puasa dan turunnya al-qur'an pertama kali sehingga ada baiknya momen perayaan kemerdekaan di jadikan momen refleksi antar warga negara dalam memaknai kemerdekaan tahun ini.

Sosok Hariyanto, TKI Yang Tidak Mudah Dilupakan

Dari segi peserta, upacara hari ini, seperti pada umumnya, di ikuti oleh beberapa golongan warga Negara Indonesia berdasarkan jenis pekerjaannya. Dimulai dari staff ahli KBRI hingga pelajar SD Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Dan seperti biasanya, diantara para peserta upacara, selalunya ada yang paling menonjol. Ada yang menonjol karena terlalu tinggi, ada yang terlalu menor dan ada yang terlalu cantik atau ganteng. [caption id="attachment_125274" align="alignleft" width="240" caption="Hariyanto Hari Ini (dok pribadi)"][/caption] Namun bagi masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur dan juga para pecinta bulu tangkis, sosok berbaju sederhana bergambar sukarno dengan peci ber-emblem garuda dan merah putih pastilah yang paling mononjol diantara peserta upacara lain.  Ya itulah sosok Hariyanto hari ini. Hari ini Hariyanto berdiri tegap dengan bangga di barisan terdepan sembari memberi hormat saat bendera merah putih di kibarkan. Hariyanto tidak bergeming walau disampingnya, terdapat seorang bapak yang sedang memberi hormat dam juga merekam moment ini dengan pc-tablet di tangan kirinya. Lucu! Hariyanto, TKI yang sudah berada di Malaysia selama 20 tahun ini sangatlah unik. Bapak lima orang anak ini sangat senang menggunakan berbagai atribut saat datang ke berbagai acara yang ada kaitannya dengan Indonesia. Pernah suatu saat ia mengikatkan bendera di punggungnya layaknya superhero. Setiap ada kejuaraan olah raga, baik sepak bola dan bulu tangkis, beliau selalu hadir untuk memberikan dukungan penuh kepada tim merah putih. Suaranya menggelegar dan aksinya unik. tidak heran ia selalu menjadi sorotan kamera. Tapi tidak jarang juga ia di tegur karena dianggap berlebihan. Kehadirannya membawa semangat tersendiri bagi tim dan pendukung asal Indonesia.

Nasionalisme Hariyanto

Ditengah apatisme dan pesimisme masyarakat Indonesia,  semangatnya dan optimisme Hariyanto terhadap Indonesia adalah hal yang perlu di contoh banyak warga Indonesia. Hariyanto dengan caranya khasnya sendiri mencoba membuktikan bahwa setiap warga negara Indonesia dapat memberikan kontribusi kepada tanah air. Tanpa harus melihat berapa besar kontribusi dan golongan. [caption id="attachment_125279" align="alignright" width="300" caption="Merdeka! Merdeka!"][/caption] Apa yang di lakukan Hariyanto di setiap kegiatan olah -raga mungkin terlihat kecil di mata politikus tanah air, tapiitulah usaha rakyat kecil yang mencoba mencari penghidupan lebih baik. Lebih baik merubah diri sendiri terlebih dahulu dari pada merubah orang lain. Dengar-dengar, Hariyanto telah berhasil menabung uang untuk pergi mendukung tim Indonesia di ajang SEA games berikutnya ditengah besarnya tanggungan keluarga. Ya itulah jiwa nasionalisme Hariyanto, yang juga pernah mendukung tim Indonesia di perlombaan bulu tangkis di India.

Pelajaran Dari Hariyanto

Bagi saya, dengan adanya Hariyanto, saya semakin yakin Indonesia telah merdeka, dan kita sebagai waganya telah mempunyai kebebasan dalam berbagai hal. Termasuk dalam bagaimana kita berkontribusi bagi negara Indonesia. Namun dalam setiap kebebasan yang ada, terdapat juga sebuah rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan kita. Layaknya Hariyanto yang akan kembali ke Indonesia dalam 5 tahun kedepan, kawasan Asia akan menjadi daerah yang sangat penting dan jaya dalam beberapa waktu kedepan. Optimis, Indonesia akan menjadi bagian dari kejayaan masa depan! Pertumbuhan ekonomi meningkat, pencapaian di berbagai bidang mulai bertumbuhan kembali, cadangan sumber daya alam cukup untuk menggerakan Indonesia kita. Lakukan perubahan dari diri sendiri, dan menggunakan pendekatan yang pintar dalam merubah struktur pemerintahan secara resmi. Tapi sesekali boleh lah kita menghanjar para perusak negeri ini... Ingatlah kata Hariyanto.." Jangan sampai Indonesia Dijajah Indonesia"...Ambillah bagian anda dalam memberikan kontribusi bagi tanah air. Merdeka! Felix Kusmanto Tulisan ini juga di publikasikan di blog pribadi saya www.felixkusmanto.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun