Mohon tunggu...
Felix Kusmanto
Felix Kusmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Organizational Psychologist. Sekedar belajar dan berbagi. www.felixkusmanto.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Rahasia Fenomena Kedai 7-Eleven Jakarta

11 Juni 2011   13:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_113232" align="aligncenter" width="680" caption="Foto diambil dari situs resmi 7-eleven Indonesia (http://www.moderninternasional.co.id/7-eleven)"][/caption]

"Dua hal yang fenomenal di Jakarta: Seven eleven dan sepedaan Fixie" -Okki, Mahasiswa

Menurut mahasiswa salah satu universitas di Jakarta ini, kedai 7-Eleven atau 711 (baca: seven eleven) adalah salah satu dari dua hal yang paling fenomenal di Jakarta saat ini, paling tidak di kalangan anak-anak muda Jakarta. Fenomena kedai 711 ini seakan mengajak kita untuk  flashback ke era munculnya kedai Circle K yang banyak digandrungi anak-anak muda pada saat itu. Saat itu ramai anak muda menobatkan Circle K sebagai tempat 'nongkrong' alternatif yang terkesan cool atau keren. Namun demikian agaknya efek fenomena 711 akan lebih bertahan lama bahkan meninggalkan Circle K dibelakang akibat beberapa pendekatan yang lebih unggul.

Pendekatan Unggul Kedai 7-Eleven

Pertama dan terpenting, kedai 711 di Jakarta dari pertama dirancang tidak hanya sebagai toko kelontong atau convenience store, tapi juga diposisikan sebagai tempat untuk menikmati hidangan baik di dalam ruangan ataupun diluar selama 24 jam. Tidak heran dekorasi, suasana, suhu udara pencahayaan lampu di dalam 711 dibuat sedemikian rupa sehingga pengunjung merasa betah menghabiskan waktu mereka. [caption id="attachment_113415" align="alignleft" width="300" caption="711 di Thailand (dok Pribadi)"][/caption] Walau menggunakan nama yang sama, fasilitas diatas adalah hal yang tidak mungkin ditemukan di Thailand dan Malaysia sebagai umpama. Di dua negara ini, 711 dapat jejerkan sekelas alfamart dan indomart yang hanya fokus menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari plus produk unggulan Slurpee, Gulp dan Big Bite tentunya. Tidak heran 711 Jakarta lebih fenomenal dibanding dua merk diatas. Kedua, masih berhubungan dengan fasilitas yang ada. Modern Putra Indonesia selaku manajemen 711 sepertinya telah melakukan riset marketing yang sangat jitu. 711 seakan-akan menjadi jawaban atas budaya masyarakat Jakarta yang hobby nongkrong dan ngobrol-ngobrol dengan biaya murah meriah. 711 menjadi alternatif kedai semacam Starbuck, Coffe Bean dan lain-lain untuk ngobrol-ngobrol dan surfing internet. Ketiga, 711 memperbolehkan pelanggannya  untuk membuat, mencampur dan menambahkan isi produk unggulannya (Slurpee, Gulp dan Big Bite) sesuka hati. Hal ini bisa dikatakan sangat menarik bagi anak muda yang cenderung mencari kebebasan dalam berkreasi dan bereksperiment sesuai minat. Membuat sendiri apa yang akan dinikmati memberikan perasaan tersendiri yang memancing rasa ingin mencoba lagi dan lagi, alhasil pembeli puas dan penjual pun puas. Cara efektif ini dapat di lihat dari beberapa produk lain di Jakarta seperti Frozen yogurt Sour sally yang juga merupakan sebuah fenomena beberapa tahun lalu.

Walau Fenomenal Namun Masih Rugi

Walau fenomenal dan sudah berdiri sejak 3 tahun lalu, usaha 711 yang di usung distributor FujiFilm di Indonesia ini ternyata masih mengalami kerugian per 2011 ini. Namun demikian, beritanya pihak manajemen 711 dalam waktu dekat akan menjadikan 711 sebagai usaha waralaba yang berarti membuka kesempatan bagi para pengusaha kecil menengah untuk ikut serta membuka 711 layaknya membuka Alfamart dan Indomart. Pertanyaannya bagaimana nasib warung-warung kelontong kecil yang ada di lingkungan kita sekarang? Adalah peran kita semua dan pemerintah untuk memberikan edukasi pentingnya memberikan nilai atau value lebih dalam berniaga. Kehadiran 711 yang fenomenal di antara alfamart, indomart, dan Circle K membuktikan bahwa dalam berniaga dalam pasar yang relative sempit akibat banyaknya kompetitor tidak menutup kemungkinan sebuah inovasi dan permintaan pasar asalkan sebuah produk memiliki sebuah nilai lebih, dalam hal 711 nilai lebih tersebut adalah fasilitas tambahan dan kebebasan pengunjung untuk membuat hidangan mereka sendiri. Salam Felix Kusmanto Tulisan ini juga di publikasikan di blog pribadi saya www.felixkusmanto.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun