Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan, Peneliti, Editor, Penulis, Pengarang, Penerjemah, Konsultan Media, Pengamat Kebijakan Publik

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Ada Perpisahan Setelah Baku Marah

24 Desember 2024   14:18 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[Puisi] TIDAK ADA PERPISAHAN SETELAH BAKU MARAH

Cinta datang untuk saling memiliki: kecacatan, kemalangan dan nasib baik dan keberuntungan di dalamnya. 

Cinta datang tidak untuk saling memisahkan setelah baku marah: emosi meledak-meledak, hingga menangis dalam doa yang mengharu biru, hingga memeluk dan menyelimuti kembali tubuh yang terluka sehabis baku marah. 

Cinta datang tidak untuk memisahkan masa depan dan mimpi-mimpi yang akan dibangun bersama dalam asa yang sama untuk menata menjadi gemilang. 

Cinta datang untuk menyatukan dan menggenapi semuanya dalam ikatan suci di hadapan Tuhan untuk tidak saling terpisah setelah baku marah. 

Cinta datang untuk memilih setia dan mendidik untuk pertahankan apapun ocehan mulut-mulut tetangga. *

*Lentera, 24 Desember 2024*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun