Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan, Peneliti, Editor, Penulis, Pengarang, Konsultan Media, Suka Bermain Teater dan Menulis Naskah Teater dan Drama

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengemis Tua

19 Desember 2024   12:50 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Puisi] PENGEMIS TUA

Berhari-hari kau termangu di

Sana, kau menadah tangan

Meminta bekas kasih pada diri

Yang masih abu-abu angannya.

Kau lupakan angan-angan itu 

Sebagai bentuk laku pada malumu yang

Sudah usang dan terpanggang ilmu

Tipu muslihat tuk dapatkan uang. 

Uang hasil mengemis yang kau dapatin

Kau bawa ke lokasi pelacuran, kau bersenang

Di atas perut perempuan binal yang kegatalan

Dan kau melumat habis dengan riang.

Ruangan tubuhmu berdebu pekat

Sehabis menindih perempuan binal

Dari liciknya kau mengotori banyak aset

Seperti tak ada hasil.

Kau hanya pengemis tua yang sudah

Usang dari zaman ke zaman sebelum

Sejarah menghamili seisinya. *

*Lentera, 19 Desember 2024*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun