Mohon tunggu...
felix satrio
felix satrio Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pecinta Pendidikan, kebudayaan, kesenian, kemanusiaan dan Katolisitas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Regina Pacis-Jakarta Menanggapi Kebutuhan Kompetensi Global dan Wawasan Kebangsaan

11 Desember 2023   13:15 Diperbarui: 11 Desember 2023   15:50 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
properti milik Sekolah regina Pacis

Pada tanggal 2 desember 2023, bertempat di Arosa Hotel Jakarta, Sekolah Regina Pacis-Jakarta mengadakan acara launching kerjasama sekolah Regina Pacis-Jakarta dengan Pearson Edexcel. Acara ini diadakan untuk memberikan pemahaman kepada Masyarakat tentang Pearson Edexcel, dengan narasumber Mr. David Albon, Direktur Kurikulum Internasional Pearson, yang menjelaskan keunggulan sekolah sekolah yang menjadi Pearson Edexcel approved centre di Indonesia. Dari sekolah Regina Pacis, hadir Bapak Handy Nagaria selaku Direktur Sekolah dan Sr. Linda Mulyati selaku ketua Yayasan yang menjelaskan tentang 5 pilar kurikulum Regina Pacis; Kurikulum Nasional, Kurikulum Internasional, Pendidikan Karakter, Transformasi digital dan Future skills.

Antusiasme Masyarakat Indonesia untuk studi di Luar negeri terbilang cukup tinggi. Indonesia adalah negara peringkat ke-22 dengan jumlah mahasiswa terbesar yang kuliah di luar negeri. Menurut data UNESCO, pada tahun 2021 ada 53.604 mahasiswa Indonesia yang meneruskan studi ke luar negeri, angka tersebut diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menyadari hal tersebut, sekolah-sekolah di Indonesia berlomba memfasilitasi peserta didiknya dengan kurikulum Internasional yang diharapkan akan lebih mempersiapkan mereka untuk studi di luar negeri.

Sekolah Regina Pacis-Jakarta adalah Sekolah Katolik yang didirikan pada tahun 1958 oleh suster-suster FMM (Fransiskan Misionaris Maria). Awal didirikannya sekolah adalah untuk menanggapi kebutuhan pendidikan peserta didik dari warga tionghoa dan warga negara asing yang tinggal di Jakarta. Sekolah yang sudah berusia 65 tahun ini, tetap update dengan kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk bisa lebih mudah terserap di luar negeri, baik dalam pendidikan maupun pekerjaan. Sejak 11 April 2023, Sekolah Regina Pacis resmi menjadi approved centre Pearson Edexcel dengan centre number 95713. Edexcel adalah satu dari lima examination boards yang memberikan kualifikasi di jenjang SMA di United Kingdom (UK). Ada beberapa kualifikasi yang diakui secara internasional yang dikeluarkan oleh Edexcel, salah satunya International A Level. International A Level dapat disandingkan dengan kualifikasi A Level yang diambil oleh murid-murid SMA di United Kingdom (UK). Kualifikasi International A Level dari Edexcel diterima di banyak universitas di dunia, mulai dari Russel Group di UK, Ivy League di Amerika, hingga Group of Eight di Australia. Sebagai approved Centre, Sekolah Regina Pacis mempersiapkan peserta didik sejak jenjang PAUD untuk bisa mencapai standar kualifikasi internasional tersebut.

Meskipun mengadopsi kurikulum internasional, Sekolah Regina Pacis tetaplah sekolah swasta Katolik yang menggunakan kurikulum nasional, dalam hal ini kurikulum merdeka, karena kurikulum merdeka pun sudah selaras dengan kurikulum internasional, hanya saja masih dibutuhkan kerja sama dengan lembaga pendidikan internasional agar sekolah bisa menyelenggarakan asesmen yang diakui secara internasional, sebagai sekolah nasional 2 satuan pendidikan Regina Pacis yaitu Paud dan SMP merupakan sekolah penggerak, sedangkan unit SD dan SMA melaksanakan kurikulum merdeka secara mandiri.

Sebagai Sekolah Swasta Katolik, Sekolah Regina Pacis tetap mengedepankan pendidikan karakter yang mengakar pada spiritualitas Katolik dan meskipun mengadopsi kurikulum internasional, sekolah Regina Pacis tetaplah sekolah nasional yang tetap menjunjung tinggi nasionalisme dan kebanggaan berbangsa dan berbahasa Indonesia. Uskup pertama Indonesia Mgr. Soegijapranata pada saat memberikan pidato di Kongres Katolik Seluruh Indonesia di Semarang pada tahun 1954 menyampaikan kalimat berikut

”Jika kita merasa sebagai orang Kristen yang baik, kita semestinya juga menjadi seorang patriot yang baik. Karenanya, kita merasa bahwa kita 100% patriotik sebab kita juga merasa 100% Katolik. Malahan, menurut perintah keempat dari Sepuluh Perintah Allah, sebagaimana tertulis dalam Katekismus, kita harus mengasihi Gereja Katolik, dan dengan demikian juga mengasihi negara, dengan segenap hati”

Sikap patriotik merupakan kebajikan Kristiani (Christian Virtue), Mencintai tanah air dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah air (seperti sejarahnya, tradisinya, bahasanya dan alamnya). Sekolah Regina Pacis dalam hal ini tetap menganggap wawasan kebangsaan sebagai sesuatu hal yang penting dan perlu di jaga, sehingga di Sekolah Regina Pacis terkait dengan pendidikan bahasa juga mengedepankan multiligualisme dibandingkan monolingualisme. Bahasa Indonesia dan bahkan bahasa etnis tetap harus dilestarikan dengan digunakan, sedangkan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya juga harus diupayakan untuk dikuasai sebagai warga global.

Terkait multilingualisme, pada 6 Oktober 2023 Sekolah regina Pacis Jakarta, bekerja sama dengan Healthy Linguistic Diet (HLD), menyelenggarakan seminar bertajuk "Mendukung Keragaman Bahasa dan Pendidikan Inklusif: dengan Pendekatan Healthy Linguistic Diet” dengan mengundang Dr. Dina Mehmedbegovic-Smith, seorang Associate Professor dalam bidang pendidikan dan linguistik terapan di University College London. Pendekatan Healthy Linguistic Diet (HLD) telah diakui oleh Komisi Eropa karena dampak positifnya pada inklusivitas dalam pendidikan bahasa. Penelitian-penelitian dari HLD juga memberikan bukti bahwa multilingualisme jauh lebih menguntungkan di bandingkan monolingualisme. Dalam konteks wawasan kebangsaan, yang menjadi kepedulian dengan banyaknya bermunculan sekolah-sekolah dengan bahasa pengantar bahasa Inggris adalah jangan sampai anak-anak Indonesia menganggap bahasa Inggris adalah bahasa pertama mereka, karena hal tersebut bisa mengancam wawasan kebangsaan yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini disamping akan menurunkan kemampuan sosialnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun