Mohon tunggu...
Felix Nesi
Felix Nesi Mohon Tunggu... Pemain Bola -

Pemain Bola

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Aku Akan Meninggalkannya

29 Januari 2019   07:40 Diperbarui: 29 Januari 2019   08:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: www.vanityfair.com

Ketika aku akan meninggalkannya, di bandara itu, ia bertanya apakah langit lebih luas dari samudera. Aku tak menjawab sepatah kata pun, sebab aku tahu bahwa ia sedang bersedih.

"Apakah kau akan kembali?" Ia bertanya.

Seorang petugas menyapu lantai yang tidak begitu kotor. Seorang yang lain menawarkan kursi yang bisa memijit. Masing-masing kita mempunyai pekerjaan untuk dilakukan, bukan?

Aku bertanya apakah ia membawa mantel. Hari akan hujan dan ia akan menjadi basah.

Itu tidak berguna bila aku menangis, ia menjawab.

Apakah kau akan menangis? Aku bertanya.

"Jika mataku tidak menangis," ia menjawab, "hatiku telah dahulu hancur."

Aku melihat matanya dan ia melihat mataku. Aku ingin melangkah pergi tetapi aku tidak ingin meninggalkannya. Di pelataran itu aku memeluknya. Tubuhku menjadi kaku dan tenggorokanku seperti diganjal sesuatu yang pahit dan berat, dan susah bagiku sekadar hanya untuk bernapas.

"Apakah kau akan melupakan aku?" Ia bertanya.

Jangan tanyakan sesuatu yang tidak ingin kau dengarkan jawabannya.

Di bandara itu hujan turun sebelum pesawat berangkat. Aku tahu tak akan ada badai di kota itu, tetapi dua orang manusia telah menjadi hancur hatinya. 

Pelangi, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun