Ketiga foto diatas menandakan antusiasme atau semakin menggeloranya atau sampai pada titik klimaks sebuah perjuangan dari masing-masing pasangan calon yang juga bukan hanya diikuti oleh mereka dengan tim suksesnya saja. Melainkan masyarakat juga sangat antusias dalam kontestasi 5 tahunan yang telah berlangsung sejak 20 tahun lalu setelah Reformasi ini.Â
Pesta Demokrasi hal ihwalnya pesta dan berlangsung sangat semarak, terlepas dari siapapun yang akan menjadi juru kampanye (atau bisa juga dikatakan sebagai Vote Getter) atau siapa pula para seniman yang akan mengisi acara sehingga acara hiburannya juga dapat tidak hanya narasi politiknya atau ketokohan dari Paslon itu sendiri yang dengan penuh kharisma menyebarkan beragam gagasan yang terus terang semakin hari semakin diperkaya.Â
Tahun 2024 mungkin kita telah mencapai apa yang namanya Bonus Demografi Politik dimana anak-anak muda semakin mendominasi ragaman sorotan mengenai platform dan aktivitas politik saat ini khususnya pemilih pemula yang berasal dari kalangan Gen Z. Mereka adalah para anak muda yang berjiwa kritis dan rasional yang mana mereka juga dengan mudahnya 'All-In' tapi dengan mudahnya 'Swing'. Jelas sekali bahwa mereka masih dalam tahapan mencari jati diri dan perlu penegasan lebih untuk meyakinkan mereka dan keingintahuan mereka oleh karena kematangan yang masih dalam proses akhirnya membuka paradigma bahwa politik tidak harus membosankan.
Politik bukan hanya menjadi panggungnya anak muda melainkan murni menjadi panggungnya masyarakat. Setiap orang pada akhirnya diberikan ruang setara dan seberapa besar hitungan demokratis dan juga progresif seorang calon bukan sekedar ditentukan oleh banyaknya massa yang notabene diundang dengan materi dan beragam janji yang semua hanya disampaikan pada satu arah yang membosankan.Â
Kita banyak dihadapkan pula bahwa kampanye dengan ragaman 2 arah menjadi sebuah sisi perubahan dari esensi politik yang terkesan sangat flamboyan dimana politik hanya milik siapa mereka yang berpengaruh, paling merasa berjasa dan paling merasa memiliki sumber daya berubah menjadi rakyat yang menentukan standarisasi sebuah politik itu tercipta dan terlegitimasi. Politik berubah menjadi sesuatu yang terkesan egalitarian, akhirnya semua sama dan setara menyuarakan apapun masing-masing yang menjadi keresahan mereka.Â
Standar seorang pemimpin mampu dikenal berubah dari yang tadinya kita cuma sekedar ikut-ikutan terbawa arus dalam euforia mereka yang hanya menegaskan prinsip popularitasnya saja, namun kita juga tertantang untuk bisa menegaskan penilaian apa atau value yang ingin mereka capai. Seketika apatisme politik itu berubah menjadi antusias. Betul sekali, antusias bagi siapapun yang sedang memilih untuk terus mencari dan mencari. Ruang Demokrasi semakin terdesak untuk semakin terbuka lebar.Â
Bayangkan baik di media digital atau media mainstream maupun diskusi langsung dimana sebagus dan semenarik apapun itu topik dan juga ruang yang dikemas, maka semakin pula pandangan itu semakin kaya. Sejatinya, masyarakat bukan dituntut untuk mereka diarahkan alias dipengaruhi tapi sejatinya Perpolitikan itu harus menggerakkan rasionalitas dengan ragaman warna yang mampu diarahkan oleh mereka. Ingat Demokrasi juga adalah sebagian dari Kemerdekaan.
Ingat intinya dari sini, kita melihat fenomena kampanye akbar pada hari ini. 2 di DKI Jakarta dimana Anies-Muhaimin sukses dengan pagi ke siang harinya di Jakarta International Stadium, kemudian Prabowo-Gibran juga sukses di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada siang ke sorenya. Terakhir, ada Ganjar-Mahfud yang sukses menggetarkan Jawa Tengah dimulai paginya di Solo tepatnya Benteng Vastenburg dan puncaknya ada di Kota Semarang yaitu, Lapangan Simpang Lima.Â
Semua tentunya penuh dengan keceriaan namun ada secerca pesan dan harapan bahwa ini bukan soal riuh ramainya sebuah pesta. Melainkan, yang perlu ditegaskan bahwa sebagian besar juga menitip harap bahwa mereka ingin perlu ada narasi 'Kebaikan yang Lebih' yang mampu digalas dengan fakta. Paling tidak ada perubahan nasib dari mereka yang menentukan pilihan mereka di bilik suara 14 Februari nanti.Â
Masa Kampanye telah usai dan masa tenang pun dimulai. Intinya, kepada seluruh masyarakat, jangan hanya terpaku dan fokus pada Survey semata. Survey adalah Opini yang tentunya masih dalam tingkat 'kerapuhan' yang tinggi. Pesannya adalah bahwa anda sendiri menentukan minat anda pada survey dan sekalipun 1 jam sebelum pencoblosan, anda bisa berubah begitu saja maka tolong pastikan bahwa anda bisa pertimbangkan dengan baik pilihan anda.Â