Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Serapan Anggaran dan Kreativitas Belanja, Demi Anak Juga Ekonomi Kerakyatan

8 Agustus 2023   10:20 Diperbarui: 12 Agustus 2023   08:15 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Serapan dana APBD. (Sumber: KOMPAS/TOTO S)

Tulisan ini sedikitnya merupakan sebuah opini kritis namun sebagai sebuah pengandaian ketika penulis sendiri berkesempatan untuk menjadi seorang Pimpinan sebuah Daerah dimana terjadi sebuah situasi yaitu rendahnya pertumbuhan ekonomi.

Sebenarnya penyebab utamanya adalah keterbatasan (bukan dalam hal kecukupan anggarannya) tapi bagaimana pengelolaannya yang berkontribusi pada nilai tambah terutama pada Produk Domestik Regional Bruto yang semakin maksimal.

Sedih sekali ketika mendengar uang negara tersisa sia-sia. Memang unik, jika terbuang sia-sia juga kita menyayangkan tapi jika tidak terserap demikian. 

Lantas, kalau memang tidak terserap secara maksimal. Untuk apa ditetapkan anggaran tahun berjalan, seketika berpikir mengapa APBD perlu disusun lagi pada tahun berjalan ketika di tahun sebelumnya program outputnya tetap sama dan pada akhirnya tidak terserap. 

Disinilah perlu rasionalitas berpikir dan mengkalkulasi untuk bagaimana anggaran tersebut bisa terserap layaknya sebuah investasi bukan konsumerisme. 

Sedangkan di sisi ini, penulis juga berpikir memang ada benarnya juga bahwa birokrasi terutama berkaitan penganggaran harus sedikitnya menganut sisi-sisi korporasi yang memang pakem dengan efisiensi karena berbasis untung rugi dan melihat pada potensi risiko serta nilai tambahnya.

Malahan ujungnya jurus 'mabok' keluar dengan kegiatan-kegiatan yang lantas jauh dari harapan penyerapan yang berbasis dengan bidang kerja pemerintahan yang perlu dituntaskan.

Sebagai contoh, simposium, sarasehan, rapat kerja, rapat koordinasi, rapat pleno dan juga diskusi publik. Sangat buang-buang waktu dan uang, ini juga salah. Kenapa kita tidak berinisiatif untuk memberantas itu?

Sedihnya, justru nominalnya diperbesar untuk kegiatan seperti itu yang realisasi atas dampaknya sama sekali abstrak. Mengapa demikian? 

Maka demikian kreativitas juga perlu diasah bagi segenap kuasa pengguna dan pelaksana anggaran untuk melihat pada situasi dan kondisi anggaran perlu diserap.

(Bukan hanya diserap saja sebenarnya, melainkan dibelanjakan pada dampak yang sebagaimana mestinya kita pahami pada aspek tepat manfaat. Sesuai dengan yang didorong oleh Auditor Badan Pemeriksa Keuangan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun