Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Breaking News: Dedi Mulyadi Hengkang dari Golkar karena RK, Gerindra Sambut, Iwan Bule Terancam, Jabar Memanas?

11 Mei 2023   21:10 Diperbarui: 12 Mei 2023   01:00 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dedi Mulyadi Out dari Golkar (Sumber Tribunnews)

Dedi Mulyadi resmi pindah dari Golkar dan anggota Parlemen di Dapil Jabar VII meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Mantan Bupati Purwakarta tersebut santer dan hampir pasti 'kabur' dari Beringin karena hal besar yang diputuskan langsung oleh Pimpinan Tinggi bukan sekedar Ketua Umum Airlangga Hartarto saja melainkan bersama Dewan Pakar, Penasehat dan Pertimbangan Partai. Apa itu? Berkaitan dengan Pilpres dimana dalam waktu dekat akan disahkan dalam Munas 'dadakan' Golkar bersepakat akan mendukung Capres Tunggal Prabowo Subianto serta spesifik sang Ketum Airlangga Hartarto diusulkan menjadi Cawapres. 

Golkar memperjuangkan supaya Ketum yang layak untuk maju di Pilpres. Keputusan ini Fresh dan santer dikabar ada pertimbangan lain supaya Golkar tetap eksis dengan mencalonkan kader non Ketum yaitu Ridwan Kamil pupus. Kini Pintu tertutup, otomatis Ridwan Kamil akan didorong kembali maju Pilgub Jabar 2024. Melenceng dari Musda DPD Jabar calonkan Dedi Mulyadi (bukan alternatif tapi tunggal) yang mentah begitu saja oleh keputusan pimpinan di Pusat. 

Dedi Mulyadi mungkin secara psikologis merasa akar rumput sudah banyak berjuang sosialisasikan DM untuk bisa maju di Jabar 1. Bahkan Golkar sendiri AH sempat memberi sinyal kuat bahwa DM lah yang 'main' di gelanggang ini. Tapi apa daya? Rada berat ketika akhirnya Ridwan Kamil masuk ke Golkar. 

Apalagi langsung diplot jabatan mentereng yaitu Waketum, sementara DM sendiri adalah seorang Ketua DPP. Bahkan sebenarnya Golkar Jabar sendiri sudah lebih digdaya sejak kepemimpinan DM waktu masih di DPD Jabar. Baik DPRD maupun DPR RI setidaknya punya kursi yang besar, bahkan bisa antarkan Dedi Mulyadi jadi DPR RI dan di DPRD Jabar, Golkar dapat kursi Wakil Ketua Dewan. Wajar saja Musda alias suara bottom up usung DM untuk jadi Gubernur berikutnya (dahulu RK belum masuk). 

Bahkan apresiasi dari Airlangga sendiri juga oke, DM dari Ketua DPD menjadi DPP. Tapi itulah politik, semua bisa berubah begitu saja seolah mencair. Tidak ada yang tahu takdir dimana kesempatan sudah makin menipis. DM sudah memperhitungkan itu semua, sekalipun relawan entah yang partisan maupun non partisan sudah masif bergerak. Tapi apa daya jika memang pintu partai tidak menghendaki. Padahal banyak juga yang ingin berubah ditengah kepemimpinan RK yang nyatanya sedang-sedang saja cenderung tidak puas. 

Itulah takdir, kabarnya DM pun dilirik 2 partai. Sempat mau digadang masuk PDIP dan menjadi Caleg DPR RI tapi sepertinya tidak ditindaklanjuti, ini baru statement dari DPD belum sampai ke Megawati. Lantas kini ramai bahwa fixnya DM sudah bertemu Prabowo dan dalam waktu dekat akan menjadi kader. Bahkan Gerindra, dari bawah yaitu DPD beri 'karpet merah' disinggung entah maju DPR RI atau gaspol untuk Gubernur siap. Lantas, bagaimana dengan Mochamad Iriawan? 

Padahal ibarat kuburan, masih tanah dan belum kering. Iwan Bule diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina gantikan Sandiaga Uno yang hengkang. Bahkan Prabowo sendiri (entah kelakar atau tidak) singgung kelayakan Iriawan untuk maju Jabar 1. Lantas kalau begini caranya pasti akan dilematis bukan? Baru saja nerima Iriawan, tapi tak lama lagi Dedi akan 'main' di Gerindra. Apa mungkin, sebenarnya Gerindra sadar bahwa Iwan Bule belum saatnya kah di Eksekutif? Bisa jadi, mungkin DPP dan sinyal ini disampaikan oleh Ketua Harian Dasco Ahmad, bahwa akan ada nama baru (yang baru masuk) untuk jadi Caleg. Bisa jadi sebagai latihan, IB didorong nyaleg dulu kan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun