Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hari Buruh 2023 Cukup Sederhana, Pentingnya Lingkungan Kerja Bersahabat

1 Mei 2023   10:05 Diperbarui: 1 Mei 2023   10:05 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Buruh 2023 (Sumber : Kemnaker)

Tema dari Hari Buruh tahun ini, setelah 3 tahun kita mengalami pandemi dimana kalau disoroti semua berkutat pada upaya pemulihan dan peningkatan produktivitas serta fokus dalam mewujudkan keadilan sosial bagi semua pekerja. Mengingat buruh adalah simbolisasi tentang perjuangan rakyat kaum bawah. Kini 2023, ketika semua berkutat pada jaminan yang korelasinya pada materiil kini tema yang saya soroti cenderung moril. Menunjukkan bahwa mentalitas pekerja adalah kontribusi utama mewujudkan pertumbuhan kinerja dan ekonomi yang berdaya saing. 

Timbulnya daya saing bukan sekedar pada kuantitas namun kualitas kerja yang dilahirkan melalui Lingkungan Kerja yang Sehat dan Aman. Tema Hari Buruh 2023 melalui ILO (International Labor Organization) adalah World Day for Safety and Health at Work 2023 atau Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia 2023. Sebuah tema yang tidak muluk-muluk justru menjadi doa yang mustajab bagi semua bahwa pekerjaan kiranya dilandasi oleh kesehatan selaras jasmani dan rohaninya. 

Mungkin tema ini sebenarnya relevan dengan situasi kondisi dimana pekerja diharuskan kembali keluar pada situasi normal pasca pandemi. Tentu ada kebiasaan baru disamping mendorong adanya keseimbangan kerja dengan disrupsi teknologi sebagai imbas dari situasi pengurangan interaksi. Ketika interaksi didorong kembali secara simultan tentunya ada konsekuensi secara mental dimana kebiasaan yang cenderung nyaman dengan adanya pola individualisme harus mulai kembali pada pola interaksi sosialisasi yang produktif. 

Tempat Kerja harus mementingkan kenyamanan bukan sekedar pada tuntutan bahwa mereka didorong sebagai sumber daya modal melainkan ini adalah ranah manusiawi. Pekerja juga memahami bahwa mereka punya tanggungjawab namun dalam memastikan tanggungjawab itu bekerja secara lancar tentu harus relevan dengan jaminan dan kepastian bahwa lingkungan kerja yang sehat tersebut berikut juga soal keselamatan. Terutama tantangan dan risiko yang semakin besar dalam percaturan ekonomi global dimana daya saing harus semakin dimaksimalkan. Dengan harapan bahwa perusahaan atau ekonomi tidak lantas tertinggal karena semua ditentukan oleh produktivitas yang meyakinkan pula dunia konsumsi agar tidak terjadi ketimpangan. 

Poin pentingnya adalah mulai perlunya fleksibilitas dalam pekerjaan yang selama ini dianggap tabu oleh karena konvensionalisme tempat kerja yang selalu berbasis kepada rutinitas yang membutuhkan banyak energi sementara tidak berkorelasi sepenuhnya pada penguatan produktivitas. Intinya adalah perubahan mindset yang harus disikapi bahwa Ruang Kerja mampu menjadi Rumah Kedua yang Nyaman bagi semua yang bergabung didalamnya.

Ruang Kerja yang Bersahabat adalah Ruang Kerja yang mudahnya adalah tidak serta merta menambah beban melainkan mampu bersinergi dan berkolaborasi. Setiap khalayak yang bergabung didalamnya mampu menciptakan kondusivitas secara ramah dan juga berkorelasi pada isu kesehatan mental dimana isu ini sudah menjadi Nasional bahkan Internasional dimana menyebabkan hilangnya gairah dalam melaksanakan sesuatu. 

Hendaknya tempat kerja mampu menjamin itu, pentingnya keseimbangan secara moril harus ditunjukkan melalui pola interaksi yang bersahabat. Konsentrasi itu penting, namun jauh lebih penting memastikan bahwa kesiapan secara emosi dan psikologi juga terjaga sehingga apabila risiko itu berat tidak mudah goyah melainkan mudah untuk bangkit.

Selamat Hari Buruh. Sehatlah Badannya Sehatlah Jiwanya Demi Kerja Berkualitas dan Ekonomi Yang Semakin Sejahtera. Karena Kesejahteraan Pangkal Kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun