Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Hipokrit Koalisi Perubahan: PKS Sodorkan Mahfud & Sandi, Nasdem-Demokrat Meradang, Mana Perubahannya?

20 April 2023   15:10 Diperbarui: 20 April 2023   15:14 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno & Mahfud MD (Foto by Tribunnews.com)

To The Point saja. Mengapa sampai terjadi hipokrit atau kemunafikan dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies? Padahal sudah ada piagam yang (katanya) mengikatt. Hanya ,mengapa ada tindakan 'sirikan' diantara koalisi bahkan perubahan yang ingin disokong serasa absurd? Begini saja, tidak usah jauh-jauh memikirkan sebuah konsepsi perubahan atau visi yang ditawarkan. Karena jelas piagam belum sampai menyentuh kearah situ. Perkara Cawapres saja yang tepat untuk Anies.

Dimana kalau memang ingin berusaha menawarkan perubahan. Konsisten saja bahwa mereka bisa antitesis dari tokoh yang mereka ingin tawarkan untuk 'melawan' Pemerintah. Mereka nyinyir bahwa Jokowi membangun kekuatan melawan Anies dengan usulan Koalisi Kebangsaan.

Padahal internal mereka sendiri saja diragukan soliditasnya bahkan dalam perkara pemilihan Cawapres saja. Kan lucu, menyerahkan kepada Anies tapi perihal mengusulkan saja mengapa harus ada yang saling geram merasa bahwa ingin intervensi. Lagian wajar saja kan Anies tidak bisa memikirkan sendiri, pasti suara atau masukan juga membantu dia memastikan padanan yang pas (kalau memang dia diberi kewenangan menentukan sendiri).

Satu lagi, jujur sebenarnya bukan Nasdem dan Demokrat. Lebih tepatnya akan dilematis pada Demokrat selaku partai penguasa (pada masanya) merasa bahwa kini dia tidak lebih menjual daripada yang lain. Kalau Nasdem melalui Waketumnya Ahmad Ali mengatakan bahwa Presiden PKS genit seolah tak lebih sekedar badut politik hanya membuat sensasi alias gimmick dengan bertemu Sandiaga Uno dan kemarin Mahfud MD dan jangan sampai sentuh soal sosok yang tepat. Mending fokus ke kriterianya saja.

Aneh bin ajaib. Ini bukannya munafik bilamana beberapa waktu selang, Nasdem pun sempat 'nyeplos' dengan menyebut beberapa nama yaitu Khofifah Indar Parawansa atau Yenny Wahid menanggapi beberapa fenomena terutama Anies dan Yenny bertemu di Singapura. Eh, orang dari PKS kalau tidak salah Jubirnya Muhammad Kholid menanggapi Effendi Choirie, Ketua DPP Nasdem yang 'latah' mengatakan Yenny Wahid sebagai Cawapres apalagi menyinggung soal sosok yang Nasionalis seolah tiada yang lebih Nasionalis dan condong antitesa karena saat itu PKS juga lagi mulai menggadang-gadang Ahmad Heryawan untuk tandem dengan Anies. 

Kan lucu, Demokrat? Tetap saja menganggap bahwa AHY dan bawa-bawa nama Perubahan apalagi dia seorang Ketum Partai masa tidak 'dilirik' sama sekali sih. Sampai detik ini kedua Partai pun belum sampai omongan untuk usung dia. Mingkem dong

Perubahannya dimana? Kalau pada akhirnya sosok yang ditawarkan oleh Kedua Partai kecuali Demokrat juga adalah orang-orangnya rezim. Malah Nasdem pernah lebih 'gila' lagi bisa jadi mempertimbangkan Andika Perkasa (mantu Hendropriyono) atau bahkan Luhut Binsar Panjaitan yang sebenarnya anti sekali di kalangan Oposan. Namanya juga demokrasi, nyablak saja dianggap wajar. Tapi itulah dilema, dimana sosok Oposan memang tiada yang lebih kompatibel. PKS saja akhirnya gandrung dengan Sandiaga dan Mahfud, mungkin Sandiaga karena faktor duit, dan Mahfud kini lagi dibela oposan karena seolah buka 'borok' negara dengan berani. 

Jadi, semua kan kembali dari lingkaran penguasa : Mau Mahfud kek, Sandi kek, Yenny kek, Khofifah kek, Andika apalagi Luhut. Bahkan tanpa disadari memang mereka tidak sadar bahwa Anies sekalipun ialah produk dari rezim yang berkuasa saat ini. Coba bayangkan kalau Anies tidak diangkat menjadi Menteri Jokowi (tidak usah jauh-jauh ungkit dia jadi Gubernur, itu saja karena kepeleset). Mana ada karir politiknya. Lha wong maju Konvensi Demokrat saja gagal. Begitulah kura-kura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun