Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Potret India Hari Ini: Krisis Kemanusiaan dan Egoisme Elite Politik

10 Mei 2021   11:55 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:54 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Central Vista Project, Pusat Pemerintahan Baru New Delhi (Reuters)

Disamping itu pula di India sendiri, sudah cukup berhasil dalam mengendalikan penyebaran setelah vaksinasi sudah berjalan sejak Januari 2021 lalu (sama seperti Indonesia) bahkan yang menjadi poin plus ketika India sendiri sangatlah stabil bahkan siap soal peralatan medis dan pencegahan hingga penanganan yang kurang lebih adalah inovasi dalam negeri. 

Bayangkan mulai dari Ventilator, Masker, APD dan juga Obat Covid, lalu Alat Tes PCR dan Antigen untuk upaya 3T, hingga vaksin semua adalah produk dalam Negeri berbeda dengan Indonesia yang impor dari sejumlah negara seperti Amerika, Eropa hingga China. Sedangkan, India memang dikenal sebagai Negeri Industri sama halnya China namun secara teknologi masih dibawah China namun perlahan tapi pasti India pun sangatlah Advanced bahkan sudah diakui oleh negara lain sekelas Eropa sekalipun. Sehingga secara daya tahan bisa dikatakan sangatlah mumpuni bahkan banyak yang terinspirasi karena gebrakan India tersebut.

Hanya saja seketika 180 derajat semua berubah sangatlah luar biasa, tentu dikarenakan Pemerintah sendiri yang terlalu hebat merasa jumawa maka demikian cenderung lengah pada situasi. Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan terkesan sangatlah ambisius cenderung hebat sendiri karena kerja kerasnya. Apalagi setelah optimistis bahwa India merupakan negara yang sangatlah gencar dalam hal Vaksinasi ditandai 100 juta vaksinasi yang sudah tercapai sejak Maret 2021 lalu, yang ditopang oleh Vaksin Dalam Negeri yaitu Bharat Biotech yang sempat diincar oleh berbagai negara mengingat dinilai sangatlah efektif untuk menangani Covid, begitu juga kesuksesan Industri India dalam hal Kesehatan menjadikan Negara besar juga bekerjasama dengannya, termasuk Astrazeneca Oxford yang membangun pabrik di India begitu juga rencananya Sputnik Gamaleya dari Rusia juga demikian yang menjadikan India sebagai Pusat Vaksinasi Dunia.

Mungkin, Pemerintah India juga kurang paham tentang vaksin yang tidak sepenuhnya menghilangkan Covid-19 dari Dunia ini, apalagi angka 100 juta belum mencapai Herd Immunity India yang kurang lebih mencapai 80 persen dari populasi yang seharusnya 800 juta warga telah divaksin, India terlalu optimis kapasitas produksi vaksin mereka bisa diandalkan bahkan sampai bisa ekspor ke negara berkembang, termasuk Indonesia dan negara Asia-Afrika lainnya lewat Covax-GAVI yang digagas oleh WHO. (Sydney Morning Herald, 2021). 

Bayangkan, Pemerintah terkesan abai bahkan meminta siapa saja yang divaksin untuk cenderung longgar pada protokol kesehatan walau situasi belum sepenuhnya aman. Terkesan, ini hanya untuk mencari simpati saja dikalangan Pemerintah yang selama ini dikenal keras terhadap siapa saja yang melanggar protokol kesehatan, puncaknya ketika perayaan Kumbh Mela di Sungai Gangga semua masyarakat terkesan bebas bahkan tidak pakai masker karena merasa bahwa sekarang India sudah terkesan 'Merdeka' dari wabah Covid sejauh ini meski Kemerdekaan hanya cenderung semu atau sesaat saja, tanpa mau berjaga-jaga manakala Gelombang selanjutnya bisa datang kapan saja. Sungguh miris namun menakutkan.

Seketika hal mengerikan terjadi, manakala kasus harian melonjak pada kurva yang cenderung eksponensial baik angka kenaikan kasus maupun kematian. Bayangkan saja, dari kisaran kasus sekitar 8000-9000an kasus dalam waktu 24 jam melonjak menjadi sekitar 100.000 lebih kasus per harinya hingga cenderung eksponensial alias berkali-kali lipat per harinya seiring juga angka kematiannya. Seperti pada awal Mei 2021 ini, angka penambahan sudah mencapai 400.000 lebih per hari dengan kematian mencapai 4000-an per hari. 

Sungguh sangatlah mengerikan dan seketika saya pun terbayang bilamana situasi serupa terjadi di Indonesia. Benar-benar bisa dikatakan sebagai Tsunami tentunya, mengingat korban berjatuhan begitu saja akibat kekuatan medis pun tidak mampu melampaui lonjakan yang terjadi. 

Seolah-olah, jangankan untuk pencegahan, untuk pengurusan kematian para korban saja mungkin sudah sangatlah lengah meskipun klaim sebelumnya menunjukkan bahwa India sangatlah mampu bahkan siap menghadapi gelombang berikutnya. Situasi yang memang cukup 'menggila, sangat-sangatlah menggila dan tak terbayang sebelumnya seakan benteng pertahanan yang sudah dipupuk sedemikian rupa jatuh begitu saja dikarenakan kesalahan dari manusia yang membangun sendiri yang merasa paling siap.

Krisis Oksigen untuk Pasien Covid-19 di India (NY Times)
Krisis Oksigen untuk Pasien Covid-19 di India (NY Times)

Salah satu yang mengejutkan adalah temuan yang dibahas dalam Jurnal Penelitian yang berkutat pada ilmu kedokteran terkenal dan berstandar Internasional, yaitu The Lancet mengungkap sebuah fakta yang sebenarnya cukup mengkhawatirkan bilamana terlihat pada sisi keilmuan. Intinya adalah bahwa sejauh ini yang berlaku di India adalah kegagalan Pemerintah untuk mau menghadapi tantangan yang haruslah berlaku secara sains atau ilmiah. 

Mereka memang sudah optimis dan merasa berhasil menghadapi tantangan pandemi di 2020 lalu meskipun jalan yang mereka hadapi tentu sangatlah sulit karena berkaitan pada kedisiplinan warganya. Hanya saja mereka seakan lupa bahwa Pandemi ini bukanlah virus yang sembarangan, tidak bisa melalui pendekatan secara sosial atau berkutat pada kepercayaan hanya demi meraih simpati atas klaim keberhasilan mereka melainkan harus transparan pula dengan Evidence Based Policy, jangan terlalu lengah terhadap penyebaran virus, haruslah terus dikaji dan diteliti manakala akan mengembang dan bahkan jauh menakutkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun