Mohon tunggu...
Felita Permata Kusti
Felita Permata Kusti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga

Hobi = Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Teknologi Digital dalam Praktik Kefarmasian: Aplikasi dan Manfaatnya

7 Desember 2024   19:26 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:17 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan pesat teknologi digital dalam beberapa dekade terakhir telah memberikan kontribusi signifikan terhadap transformasi sektor kesehatan, termasuk praktik kefarmasian. Implementasi resep digital menjadi salah satu penanda penting dari era digitalisasi dalam bidang farmasi. Namun, pengaruh teknologi digital dalam kefarmasian tidak hanya terbatas pada aspek resep. Berbagai aplikasi dan sistem berbasis digital kini mempermudah dan meningkatkan kualitas layanan farmasi. Artikel ini akan membahas pengaruh teknologi digital dalam praktik kefarmasian, terutama melalui penerapan resep digital dan manfaatnya :

1. Resep Digital: Solusi Modern untuk Pengelolaan Obat

Resep digital adalah salah satu contoh nyata dari penerapan teknologi digital dalam praktik kefarmasian. Resep digital adalah sinonim untuk resep elektronik. Kementerian Kesehatan Federal (BMG) menyebut "resep elektronik" - jadi ini adalah ejaan resmi di Jerman. Selain itu, ada sinonim dan ejaan terkait seperti resep digital, resep elektronik, atau juga eRezept. Sistem ini menggantikan resep tradisional yang ditulis tangan dengan resep yang dibuat dan dikirimkan secara elektronik oleh dokter kepada apoteker atau fasilitas farmasi. Melalui aplikasi khusus atau platform berbasis web, dokter dapat menulis resep dan mengirimkannya langsung ke apotek atau rumah sakit.

Manfaat resep digital antara lain:

  • Meningkatkan Keamanan Pasien: Resep digital meminimalkan kemungkinan kesalahan pembacaan tulisan tangan yang sering terjadi pada resep manual. Dengan sistem ini, risiko kesalahan dalam pemberian obat yang dapat membahayakan pasien dapat berkurang.
  • Efisiensi Waktu: Pengiriman resep secara elektronik memungkinkan apoteker untuk segera memproses dan menyiapkan obat yang dibutuhkan pasien tanpa harus menunggu waktu yang lama untuk membaca resep atau memverifikasi informasi. Ini mempercepat pelayanan di apotek, sehingga pasien tidak perlu menunggu terlalu lama.
  • Aksesibilitas dan Keterhubungan: Dengan resep digital, pasien yang berada di daerah terpencil atau tidak dapat mengunjungi rumah sakit secara langsung tetap dapat menerima obat yang dibutuhkan. Teknologi ini memungkinkan layanan kesehatan yang lebih inklusif.
  • Pengelolaan Obat yang Lebih Baik: Resep digital memungkinkan apoteker untuk dengan mudah melacak penggunaan obat pasien. Ini juga mempermudah pengawasan terhadap interaksi obat dan potensi efek samping, serta memungkinkan apoteker untuk memberi konsultasi lebih lanjut kepada pasien mengenai cara penggunaan obat yang benar.

2. Aplikasi Teknologi Lain dalam Praktik Kefarmasian

Selain resep digital, ada berbagai aplikasi dan teknologi lain yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas layanan farmasi. Beberapa aplikasi teknologi digital yang digunakan dalam praktik kefarmasian meliputi:

  • Sistem Manajemen Obat (Medication Management Systems): Teknologi ini membantu apoteker dalam mengelola stok obat di apotek, mengurangi kesalahan dalam pendistribusian obat, dan memastikan ketersediaan obat yang tepat waktu. Sistem ini juga memfasilitasi apoteker untuk mengingatkan pasien tentang jadwal pengobatan atau penggantian obat.
  • Aplikasi Pemantauan Terapi Obat: Aplikasi ini membantu apoteker dalam memantau penggunaan obat oleh pasien, serta mendeteksi potensi masalah seperti ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat. Aplikasi ini sering kali dilengkapi dengan pengingat dosis dan edukasi seputar penggunaan obat yang benar.
  • Telefarmasi: Teknologi telemedicine yang berkembang pesat juga merambah ke dunia farmasi. Melalui telefarmasi, apoteker dapat memberikan layanan konsultasi jarak jauh kepada pasien, menjawab pertanyaan seputar obat-obatan, dan memberikan edukasi tentang pengobatan. Ini memungkinkan apoteker untuk menjangkau pasien yang tidak dapat datang ke apotek secara fisik.
  • Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) untuk Pengembangan Obat: Teknologi AI semakin digunakan dalam penelitian dan pengembangan obat. Dengan kemampuan pemrosesan data yang sangat besar, AI dapat membantu ilmuwan dan apoteker untuk menemukan formula obat baru, memprediksi efek samping, atau mempercepat proses uji klinis.

3. Manfaat Teknologi Digital dalam Praktik Kefarmasian

Adopsi teknologi digital dalam kefarmasian memberikan berbagai manfaat, baik untuk tenaga farmasi, pasien, maupun sistem kesehatan secara keseluruhan. Beberapa manfaat utama teknologi digital dalam kefarmasian antara lain:

  • Meningkatkan Kualitas Pelayanan: Dengan memanfaatkan teknologi digital, apoteker dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat, akurat, dan terpersonalisasi. Hal ini membantu meningkatkan kepuasan pasien serta memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang optimal.
  • Pengurangan Kesalahan Medis: Teknologi digital dapat meminimalkan kesalahan medis yang sering terjadi dalam pengelolaan obat, seperti kesalahan dosis atau pemberian obat yang salah. Sistem digital yang lebih terstruktur dan terekam dengan baik meminimalisir potensi kesalahan manusia.
  • Efisiensi Administrasi: Penggunaan sistem berbasis teknologi dalam kefarmasian, seperti rekam medis elektronik dan manajemen obat, mempermudah proses administratif. Proses seperti pencatatan, pengawasan, dan pelaporan dapat dilakukan lebih efisien dan terintegrasi.
  • Peningkatan Edukasi Kesehatan: Teknologi juga dapat digunakan untuk menyediakan informasi dan edukasi yang relevan bagi pasien mengenai penggunaan obat-obatan, potensi efek samping, serta tips hidup sehat. Aplikasi-aplikasi kesehatan yang mudah diakses memungkinkan pasien untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat tentang pengobatan mereka.

4. Tantangan dan Perspektif Masa Depan

Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, penerapan teknologi digital dalam praktik kefarmasian juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah kesenjangan akses teknologi di beberapa daerah, terutama di wilayah terpencil. Selain itu, masalah terkait privasi data dan keamanan informasi kesehatan menjadi perhatian utama dalam penggunaan sistem digital.

Namun, dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, kita dapat berharap bahwa tantangan ini akan dapat diatasi. Inovasi seperti penggunaan blockchain untuk keamanan data kesehatan dan peningkatan infrastruktur digital di berbagai daerah dapat membuka lebih banyak peluang bagi teknologi digital dalam kefarmasian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun