Dua hari lalu anakku bertanya apa sih arti new normal? Aku saat itu aga gagap, krn sudah lama tidak fokus pada masalah sosial berhubung dari beberapa minggu lalu lebih tersita bagaimana mencari jalan tetap bisa mencari rejeki, agar minimal pegawaiku dapat digaji dan THR dalam kondisi sulit seperti ini.
Dibulan puasa, dua minggu aku terpaku merenungi keadaan perekonomian dunia yang tiba tiba berubah 180 drajat. Sebagai pengusaha aku telah berinvestasi memproduksi untuk event Inacraft yg sedianya akan terselenggara awal April. Investasi yg bagiku cukup besar untuk acara sebesar Inacraft. Dan ketika produksiku sudah berjalan beberapa bln itulah maka dunia dilanda covid19.. berdampak acara ditangguhkan sementara kewajibanku membeli bahan baku dan membayar beberapa orang pegawai mustahil dibatalkan. Bukan hanya sampai situ, tapi juga Lebaran telah didepan mata yang artinya harus sediakan THR bagi mereka.
Kembali pada pertanyaan anakku tentang new normal, maka aku jelaskan dengan meraba-raba saja, menurut penalaranku dan itu dari berbagai sudut pandang. Kubilang, contohnya gausah jauh-jauh lihat saja kediri kita nak.., saat prahara yg melanda dunia ini terjadi, kita tidak serta merta bisa pasrahkan keadaan ini dengan cara mengajak para pegawai untuk memahami keadaan kita lalu melepaskan tangan dari segala kewajiban kita pada mereka.. melainkan harus memutar otak menyesuaikan kondisi kekinian, lalu kondisi kini dimanfaatkan menjadi uang.
Lalu sudah kudengar pula cerita anakku yang satunya, dimana para artis jualan makanan dari rumah dan kudengar pula banyak teman anakku tiba-tiba jualan macam2 makanan..
Akhirnya klik deh semua cerita kekinian menjadi inspirasi.. teringat kemampuanku membuat pie.. usaha tersebut sudah mati suri selama tujuh tahun. Saat anakku cerita, aku langsung berseru.. ayo kita mulai jalan sekarang! Kamu tugasnya bikin IG dan posting foto foto pie kita. lalu bikin promosi soal harga jual kita sekaligus antisipasi dari sekarang, mulai hitung dan terapkan harga reseller dan formatnya. Tugas mama bongkar loyang loyang dan mencuci semua. Anakku satunya tugasnya belanja bahan. Anakku tanya,"kapan mah?" Kujawab; "Malam ini kamu bikin IG dan besok sesudah sahur dan subuh semua mulai kerja!"
Mengenai hajat ini, aku ingin sedikit bercerita kejadian beberapa bulan sebelumnya.
Entah apa sebabnya sekitar bulan Januari lalu aku tiba tiba ingin memberesi ruangan dilantai atas rumahku yg sedianya akan dibikin dapur produksi kue dan makanan untuk bisnis. Tapi pembangunannya tak pernah selesai dan selama bertahun tahun ruangan beralih fungsi sebagai gudang barang saja. Januari itu aku lihatnya risih banget karena gudang sudah awut awutan, berantakan.. maka dengan bismillah ku ais satu persatu dan pembangunannya kuselesaikan oleh tenagaku sendiri..yang membuatku semangat, oleh karena sebetulnya semua bahan bangunan yang dibutuhkan sudah terbeli. Dan aku merasa betapa sangat zolim dengan bahan bahan yg telah dibeli cukup mahal tapi cuman ditumpuk tersebut.
Lantai tempat cuci piring kupasangi keramik, keran-keran dan saluran pembuangannya kuaktifkan. Dinding yg sebagian besar belum di aci/dihaluskan pakai semen maka kukerjakan.. dan sebagai catatan yg mengesankan, bahwa aku memang seneng semen menyemen tp semula kemampuanku tidak sampai mahir mengaci.. dan sekarang akhirnya aku sudah lihai pokoknya hehehe.
Nah selama aku mengerjakan dapur tersebut selain rasa capek lelah letih lalu sakit pegal linu berbulan lamanya, tapi juga segenap perasaanku makin hari makin dirundung kerinduan ingin menghidupkan usaha makanan yang sudah sekian lama terbengkalai.
Â
Sehingga jika ingat itu, aku kini terpana bahwa saat ini -karena covid19- suka tidak suka aku dipaksa mewujudkan kerinduanku tanpa bisa ditunda apalagi dicegah.. begitulah Allah telah menggariskan jalannya tanpa kusadari dari sejak Januari saat wabah covid19 justru belum hadir dinegri ini.
Maka, kaitannya dengan new normal versiku yg kujelaskan pada anakku adalah, bahwa semua itu kembali ke niat. Niat yg utama adalah bahwa kita sebagai manusia harus amanah entah pada makhluk, pada keahlian yg tidak dimanfaatkan maupun harta benda..sekalipun harta benda itu hanya berupa bahan bangunan..dan jangan pernah mengingkari kewajiban kepada siapapun, dan pemahamannya tidak sebatas hal logis tapi harus menjadi prinsip hidup yg mendalam sampai kelubuk hati.. sehingga Allah selalu hadir dan terus memberi banyak jalan sekalipun diwaktu yang genting dan panik.
Yang kedua tentang skill.. ketika saat normal kita spesial membuat tas-tas untuk kalangan mahal maka saat tdk normal juga harus membuat tas yang murah dan terjangkau. Tidak sampai disitu, saat tidak normal bidang kita tidak laku dijual, maka kita harus mau menggali dan mencoba bidang lainnya. Dan pada akhirnya pemahaman tentang new normal bila dikaitkan dengan kondisi global maka kejadian covid19 ini adalah kejadian yang banyak mengandung hikmah luar biasa bagi setiap orang tak terkecuali bagiku, sifatku yang tidak luput dicemoohkan karena bosenan dan sering beralih profesi, kini telah menuai kebaikan bagiku dan membuatku bersyukur telah menjalani hidup yang tidak sia-sia.