Mohon tunggu...
Felissha Devina
Felissha Devina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi. Saya memiliki pengalaman berorganisasi, saat ini saya merupakan anggota aktif dari Divisi Broadcast Unikom sebagai Crew. Saya terbiasa membuat ide konten dan menjadi bagian dari koordinator acara kampus. Saya memiliki skill interpersonal yang baik sehingga dapat membangun kerja sama yang baik dengan berbagai pihak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keviralan Pasar Cihapit: Bagaimana Efek Viralnya terhadap UMKM?

30 Maret 2024   11:14 Diperbarui: 30 Maret 2024   11:16 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar Cihapit, yang terletak di pusat Kota Bandung, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir karena menarik minat banyak orang. Popularitasnya tidak hanya karena lokasinya yang strategis, tetapi juga karena efek viral yang menciptakan minat besar terhadap pasar ini.

Dalam era digital, media sosial memiliki peran besar dalam mempopulerkan tempat atau produk. Pasar Cihapit tidak luput dari tren ini. Melalui berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook, cerita serta foto tentang pengalaman di Pasar Cihapit mulai menyebar.  Dengan rekomendasi dari mulut ke mulut di dunia maya, pasar ini segera menjadi topik yang banyak dibicarakan.

Dampak dari popularitas pasar ini tidak hanya dirasakan oleh pengunjung dan pedagang di Pasar Cihapit, tapi juga oleh UMKM di sekitarnya. Banyak pelaku usaha yang melaporkan peningkatan signifikan dalam penjualan mereka sejak Pasar Cihapit menjadi viral.

Namun, tidak semua dampak dari popularitas ini positif. Beberapa pedagang mengeluh tentang persaingan yang semakin ketat dan biaya sewa tempat usaha yang meningkat. Mereka merasa perlu untuk berinovasi agar tetap bersaing di pasar yang semakin ramai. Tidak sedikit juga toko yang tutup akibat kalah saing dengan toko-toko lainnya.

Selain itu, fenomena ini juga membawa tantangan baru bagi UMKM lokal. Mereka harus dapat mengikuti tren dan memanfaatkan media sosial dengan baik untuk mempromosikan produk mereka. Hal ini membutuhkan keterampilan baru yang tidak semua pedagang mungkin miliki. Para pedagang juga banyak yang mengubah tampilan toko mereka menjadi lebih kekinian dan terlihat aesthetic. Selain itu, para pedagang juga sudah mulai menggunakan pembayaran secara digital.

Meskipun demikian, Banyak UMKM yang berhasil memanfaatkan popularitas Pasar Cihapit untuk menarik pelanggan baru.

Secara keseluruhan, popularitas Pasar Cihapit telah membawa dampak yang signifikan bagi UMKM lokal di sekitarnya. Meskipun beberapa menghadapi tantangan baru, banyak yang berhasil meraih kesuksesan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan inovasi bagi para pelaku usaha dalam menghadapi perubahan tren dan kondisi pasar yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun