Disebuah rumah sakit ternama.Ada sebuah pasien muda yang terkena kanker stadium akhir. Namanya adalah Xavier branata.Dia hanya hidup berdua bersama Ayahnya dikarenakan ibunya sudah tiada sejak dia berumur 5 Tahun. Sejak kecil, Xavier tumbuh dengan penuh rasa takut dan trauma.Â
Ayahnya sering memukulnya karena tidak mendapatkan nilai yang memuaskan. disuatu hari yang cerah Xavier sangat senang ,Karena Dia mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.Dia tidak sabar untuk pulang dan menunjukkan nilai itu kepada Ayahnya.Ketika Dia sudah sampai di rumah dan menunjukkan nilai itu kepada Ayahnya, terlihat dari raut muka Ayah yang tidak puas dengan nilai yang di berikan, Ayahnya pun membanting kertas nilai tersebut dan memarahi Xavier."NILAI APA INI, KAMU MAU JADI APA KALO NILAI AJA CUMAN 90.MASUK KAMAR DAN SERIUSLAH BELAJAR XAVIER BRANATA" Xavier pun hanya menunduk dan berjalan ke kamarnya. Xavier di paksa untuk menjadi siswa yang berprestasi di sekolahnya agar bisa masuk ke jurusan ahli Forensik seperti Ayahnya.
Meskipun Ayahnya terkenal keras.Berutungnya dia memiliki pacar yang sangat amat baik dan selalu mendukungnya.Nama bidadari itu adalah Renata.Wanita yang selalu membuat alasan mengapa Xavier selalu tersenyum. setiap kali xavier melihat wajahnya,dia pasti selalu merasakan ketenangan yang tidak dapat di ungkapkan. Mereka berdua terkenal di sekolah sebagai siswa yang berprestasi, sudah banyak prestasi yang mereka berikan untuk sekolah.Â
Dibalik prestasi itu semua, Xavier sering merasakan sakit di kepalanya. sampai suatu ketika, sakit itu tidak bisa di tahan lagi. Sehingga Dia memutuskan untuk pergi bersama Renata ke Rumah Sakit dan mengecek kesehatannya. Xavier di diagnosa oleh Dokter bahwa Dia terkena kanker otak stadium 3 dan harus di kemoterapi agar tidak bertambah parah.Â
Xavier hanya terdiam ketika mendengar berita tersebut.Dia tidak ingin memberitahukan pada Ayahnya. karena Dia tau Ayahnya akan sangat kecewa dan marah padanya karena tidak menjaga kesehatannya dengan baik.Â
Bulan demi bulan dilalui.Xavier tetap menyembunyikan penyakitnya dari Ayahnya.Anak muda yang kian lama mulai terlihat sakit-sakitan dan rambutnya yang sudah habis di karenakan efek samping kemoterapi tersebut.Akan tetapi Dia tetap berusaha untuk mempertahankan prestasinya agar Ayahnya tidak kecewa dan bisa bangga padannya.Menurut Xavier, Pergi ke rumah sakit sudah menjadi kewajibannya. Karena Dia sangat berharap untuk sembuh agar bisa mewujudkan keinginan Ayahnya dan tetap melihat senyum manis perempuan yang di sayanginya itu.Â
Pada tahun 2017,Xavier berhasil mewujudkan impian Ayahnya, yaitu menjadi ahli Forensik. Akan tetapi Dokter menyatakan bahwa Dia sudah tidak lama lagi,karena kankernya yang sudah berada di stadium akhir. Xavier hanya bisa menangis kemudian membuka hp untuk memberitahukan keadaannya pada Renata. " Halo bidadari manis yang tak bersayap, Terimakasih banyakk sayang,karena sudah selalu memberi dukungan padaku. Maaf jika selama ini Aku sering menyakiti hatimu.Memilikimu adalah sebuah anugrah terbaik yang aku dapatkan.Jika pada akhirnya,Aku kalah karena aku tidak bisa melawan penyakitku sendiri. Tolong maaf kan semua kesalahan yang pernah aku buat padamu dan menerima semua kenyataan ini dengan ikhlas.Aku sangat sayang padamu".
Pada akhirnya Xavier Branata meninggal pada 16 maret 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H