Bahagia tidak selamanya bergantung pada uang, mobil, motor, rumah mewah. Bahagia itu yang lain terletak pada melihat orang yang kita cintai bahagia, tersenyum dan tertawa. Apabila kakakku berpikir bahwa kebahagiaan terletak pada harta barang mewah. Mungkin dia tidak membiayai kuliahku dan membeli barang mewah. Tidak begitu dengannya. Kebahagiaan baginya tidak terletak pada barang mewah, tetapi pada meraih mimpi orang tua dan juga mimpiku.
      Bahagia tidak terletak pada hal yang besar. Bahagia tidak menunggu meraih sesuatu yang tinggi. Bahagia tidak terletak pada persaingan, mampu menjatuhkan lawan dan menjadi pribadi yang kaya serta diagungkan oleh banyak orang seperti seorang raja. Belum tentu yang memiliki banyak harta bahagia. Mungkin keluarganya kacau, anak-anak tidak diperhatikan karena sibuk dengan mengurus harta dan barang mewah. Untuk menemukan kebahagiaan berusaha untuk menemukannya dalam suatu pengalaman setiap hari sekecil apapun.
      Cinta sebagai sebuah cara untuk mencapai kebahagiaan. Kita harus melakukan sesuatu dengan cinta. Dalam bekerja, belajar, berelasi dan hal lainnya. Lakukanlah semuanya dengan cinta, maka kebahagiaan akan ada. Kalau dalam segala aktivitas kita lakukan dengan kebencian, iri dan menginginkan sesuatu yang besar kebahagiaan tidak aka nada. Hiduppun tidak dinikmati.
      Cinta dari keluarga saya rasakan dengan sungguh-sungguh. Saya menyadari bahwa keluargaku meletakkan dasar yang besar pada diriku yaitu cinta. Hal inilah yang membuat saya terus bahagia. Kakakku berusaha membelikan kalung emas yang menjadi mimpi saya dengan cinta. Kakakku membiayai kuliah saya karena cinta. Semua ini demi terwujudnya kebahagiaan.
      Kebahagiaan tidak terletak pada diri sendiri. Kebahagiaan yang terletak pada diri sendiri akan jatuh pada sebuah sikap egois atau mementingkan diri sendiri. Kebahagiaan yang sejati tidak hanya focus pada diri sendiri tetapi juga orang lain. Kakak saya melihat bahwa saya memakai kalung emas, kuliah demi kebahagiaan bersama. Seandainya dia melihat bahagia focus pada dirinya sendiri, dia tidak akan membiayai kuliahku dan tidak akan membelikan saya kalung emas. Dia akan focus pada membeli motor, mobil dan hal yang lainnya. Saya sebagai pribadi yang tidak melihat kebahagiaan juga pada diri sendiri berusaha untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu. Saya juga membangun relasi dengan semua orang tanpa memandang latarbelakang mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H