Kesehatan mental masih menjadi salah satu masalah yang harus diselesaikan di Indonesia. Masih terdapat banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti masalah kesehatan mental. Mereka masih berpikir bahwa kesehatan mental adalah hal yang tabu dan merupakan sebuah penyakit yang tidak signifikan atau sepele. Depresi adalah sebuah keadaan mental dimana seseorang mengalami rasa sedih dan kekosongan yang mendalam hingga kehilangan minat untuk hidup. Menurut data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, tercatat 20% dari total penduduk Indonesia mengalami potensi masalah kesehatan mental. Orang dengan umur 16-24 tahun dikatakan memasuki periode kritis kesehatan mental, dan merekalah yang paling rentan mengalami depresi hingga bunuh diri.Â
Depresi merupakan penyakit yang dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Terdapat berbagai alasan seseorang dapat merasakan depresi, seperti karena mengalami kekerasan secara fisik, seksual maupun emosi, karena umur yang sudah tua, konflik, kehilangan seseorang, gender, gen, kejadian signifikan, penyakit terminal ataupun karena penggunaan narkoba. Depresi dapat menyebabkan bunuh diri, dari data yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, memperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang, dan rata-rata dilakukan oleh usia produktif dari 10-39 tahun.Â
Kita semua perlu lebih memperhatikan dan mengenali lebih dalam tentang depresi supaya dapat membantu orang-orang yang ada di sekitar kita. Terdapat berbagai gejala yang timbul di orang yang mengalami depresi, seperti mengalami rasa kesedihan, kekosongan, ketidakberdayaan, ledakan kemarahan, kehilangan minat atau kesenangan pada sebagian besar atau semua aktivitas normal, kelelahan dan kekurangan energi, kecemasan, agitasi atau kegelisahan pikiran yang sering atau berulang tentang kematian, pikiran untuk bunuh diri, usaha bunuh diri atau bunuh diri, dan juga masih banyak lainnya.
Pandangan negatif masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mental perlu ditangani dengan lebih lanjut. Pengucilan masyarakat Indonesia terhadap orang yang mempunyai depresi menyebabkan orang dengan depresi tidak ingin ke fasilitas ataupun psikolog yang ada. Fasilitas yang disediakan pun belum sepenuhnya maksimal, masih terdapat berbagai kekurangan seperti dalam hal tenaga kerja, akses dan fasilitas yang memadai di sekitar Indonesia. Padahal, terbukti dari sebuah penelitian bahwa psikolog dapat sangat membantu dalam meredakan maupun menghilangkan depresi.
Seorang psikolog akan membantu dalam mencari akar masalah dan membantu dalam menangani pikiran buruk ataupun membantu dalam menghadapi tantangan. Pengobatan secara psikologis pun berbeda untuk setiap orang, terdapat beberapa orang yang akan merasa lebih baik setelah hanya beberapa sesi saja, juga terdapat beberapa orang yang memerlukan waktu lebih lama untuk menjadi lebih baik lagi, semua ini tergantung dari berbagai faktor seperti tingkat keparahan, rentang waktu, usia dan juga jika seseorang mempunyai kondisi lainnya.Â
Mencari seorang psikolog yang dapat benar-benar membuat nyaman dan yang dapat dipercayai juga sangat penting. Sebuah sesi trial harus dilakukan dalam mencari psikolog yang tepat untuk setiap orang. Di negara Jerman, seorang pasien akan melakukan tiga sampai lima kali sesi untuk melihat apakah pasien tersebut sudah tepat untuk ditempatkan dengan psikolog terpilih. Asuransi kesehatan akan menangani sesi trial tersebut walaupun pasien tidak mau melanjutkan sesi dengan psikolog tersebut. Selain itu, pasien dapat berganti psikolog, penanggung akan menentukan apakah aplikasi baru untuk terapi perlu diajukan. Sistem seperti ini akan sangat membantu jika diterapkan di Indonesia. Sayangnya masih terdapat berbagai kekurangan dan ketidaksadaran atas betapa pentingnya sebuah penanganan mental untuk orang yang mengidap penyakit depresi.
Depresi adalah suatu kesehatan mental yang serius dan perlu ditangani secepatnya, terutama pada umur rentan yaitu 16 sampai 24 tahun. Kita semua berperan dalam mengubah lingkungan sekitar kita untuk menjadi tempat yang lebih aman dan menerima. Dalam hal ini, pemerintah dapat membantu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi dan membuat program di sekolah dan layanan publik untuk menormalkan kesehatan mental menjadi hal yang umum dan terbuka untuk dibicarakan, dan kita sebagai masyarakat Indonesia dapat membantu dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan betapa normalnya untuk mengalami penyakit mental seperti depresi.
Ditulis oleh :
Felisha.L / 11
Jason.S.A / 14
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H